Presiden Maladewa, Ibrahim Mohamed Solih/Net
Rekonsiliasi hubungan yang tengah dijalin Iran dan Arab Saudi, telah menginspirasi Maladewa untuk ikut memperbaiki hubungannya dengan Teheran.
Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Maladewa menyambut baik keputusan Iran dan Saudi untuk menormalisasi hubungan mereka yang telah tegang selama bertahun-tahun.
Dengan perkembangan yang baik tersebut, Maladewa juga memutuskan untuk melanjutkan hubungan diplomatiknya dengan Iran yang sempat putus pada 17 Mei 2016 selama Presiden Abdullah Yameen menjabat.
"Sehubungan dengan perkembangan yang positif dan ramah ini, Pemerintah Maladewa telah memutuskan untuk melanjutkan hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran,†bunyi pernyataan Pemerintah Maladewa, seperti dimuat
ANI News, pada Senin (13/3).
Pada Jumat (10/3), Arab Saudi dan Iran menjalin kembali hubungan diplomatik setelah pembicaraan mediasi yang dipimpin oleh China.
Kedua negara akan membuka kembali kedutaan dan misi serta menegaskan kembali rasa hormat mereka terhadap kedaulatan negara dan kebijakan non-intervensi mereka dalam urusan internal negara.
Hubungan antara Arab Saudi dan Iran terputus sejak 2016 setelah kedutaannya di Teheran diserbu selama perselisihan antara kedua negara atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah.
Iran, negara Muslim Syiah terkemuka di Timur Tengah, dan Arab Saudi, raksasa pengekspor minyak dan kekuatan Muslim Sunni di kawasan itu, telah mendukung pihak berlawanan dalam perang proksi di Yaman, Suriah, dan di tempat lain.