Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta/Ist
Menyikapi dinamika politik pemilihan presiden (pilpres) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengusulkan perlunya format koalisi baru yaki koalisi rekonsiliasi.
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta mengatakan dirinya sudah menyampaikan tentang format koalisi rekonsiliasi saat menghadiri konsolidasi pemenangan Pemilu 2024 di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) beberapa waktu lalu.
Di hadapan kadernya, Anis Matta mencontohkan soal politik rekonsiliasi di Kota Palopo pasca Pilkada yang bisa menjadi contoh elite-elite nasional yang selalu bermusuhan usai pemilihan.
Menurutnya, koalisi yang sekarang dibicarakan berpotensi memperdalam pembelahan di tengah masyarakat dan membawa ancaman disintegrasi bangsa. Kata Anis Matta, koalisi rekonsiliasi mengedepankan persatuan dan kepentingan nasional di atas persaingan politik.
"Koalisi ini akan mengirim pesan yang kuat ke masyarakat untuk mengakhiri pembelahan yang menjadi residu sosial sejak Pilkada DKI 2017 hingga pilpres 2019," ujar Anis Matta Rabu (8/3).
Anis Matta kembali mengingatkan bahwa dunia kini tengah dilanda krisis global berlarut yang dipicu oleh runtuhnya sistem lama kapitalisme liberal, namun sistem yang baru belum terbentuk.
Apalagi, pada saat yang sama dunia menjadi ajang konflik supremasi antara Amerika Serikat dan China.
Karena itu, lanjut Anis Matta, elite di Indonesia harus konsolidasi dalam agenda-agenda besar menghadapi krisis global ini, bukannya larut dalam akrobat politik wacana koalisi yang malah memperdalam polarisasi dan berpotensi membawa ancaman disintegrasi bangsa.
"Indonesia harus berada di tengah pusaran perubahan global yang terjadi," pungkasnya.