Berita

Aktivis dan pemimpin partai oposisi Belarusia, Sviatlana Tsikhanouskaya/Net

Dunia

Dituduh Berkhianat, Pemimpin Partai Oposisi Belarusia Dijatuhi Hukuman 15 Tahun Penjara

SELASA, 07 MARET 2023 | 15:14 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemimpin oposisi Belarusia yang sempat diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara oleh Pengadilan Minsk pada Senin (6/3).

Perempuan itu dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan dan konspirasi percobaan untuk merebut kekuasaan. Pemimpin oposisi itu memandang keputusan pengadilan sebagai sebuah hukuman atas upayanya mempromosikan demokrasi di negaranya.

“15 tahun penjara. Beginilah cara rezim 'menghargai' pekerjaan saya untuk perubahan demokrasi di Belarusia,” kata Tsikhanouskaya dalam cuitannya di Twitter, seperti dimuat Global News.

Pada 2020, Tsikhanouskaya pernah mencalonkan diri melawan Alexander Lukashenko dalam pemilihan presiden, yang hasilnya menunjukkan bahwa Lukashenko menang telak.

Akan tetapi, pemimpin oposisi dan timnya mengatakan hasil suara telah direkayasa, yang membuat para demonstran melakukan aksi unjuk rasa kepada Lukashenko, yang memerintah negara itu selama hampir 30 tahun lamanya.

Atas insiden tersebut, Tsikhanouskaya dianggap mencoba merebut kekuasaan dengan cara yang tidak konstitusional, dan membuat pemerintah mengurung lawan-lawan oposisinya atau memaksa mereka melarikan diri ke negara tetangga, seperti Lituania.

Sejauh ini, menurut aktivis HAM, sekitar 1500 orang telah dipenjara di Belarusia atas tuduhan yang bermotif politik.

Pengadilan yang sama juga telah menjatuhkan hukuman kepada anggota terkemuka dewan oposisi Belarusia, Pavel Latushko, selama 18 tahun penjara, dan tiga aktivis lainnya yang dianggap sebagai dalang dari plot yang sama.

"Hari ini saya tidak memikirkan hukuman saya sendiri. Saya memikirkan ribuan orang tak berdosa, yang ditahan dan dijatuhi hukuman penjara. Saya tidak akan berhenti sampai masing-masing mereka dilepaskan," tambah pemimpin oposisi itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya