Menko PMK, Muhadjir Effendy, saat menghadiri prosesi pemakaman Azwar Anas, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (6/3)/Ist
Duka mendalam turut dirasakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, atas meninggalnya tokoh nasional, Letjen TNI (purn) Azwar Anas pada Minggu kemarin (5/3).
Dalam pandangan Muhadjir, Azwar Anas adalah seorang negarawan sejati.
“Betul-betul sampai akhir hayat beliau hanya meninggalkan kesan yang baik. Bisa dibilang beliau adalah negarawan yang tanpa cacat," ungkapnya saat menghadiri prosesi pemakaman Azwar Anas, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (6/3).
Menurut Muhadjir, ketika masih menjabat Menko Kesra, almarhum memiliki prestasi membanggakan dan meninggalkan kinerja yang memuaskan.
"Beliau pernah menjabat di Kemenko PMK yang dulunya Kemenko Kesra di samping Kementerian Perhubungan, banyak sekali jabatan yang beliau duduki, selama karier beliau. Dan setiap tempat di mana beliau menjabat pasti meninggalkan suatu yang luar biasa, suatu yang bisa dibilang fenomenal," papar Muhadjir.
Meski memiliki banyak jabatan penting dan prestasi yang cemerlang, Azwar Anas tetap dinilai sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja sampai akhir hayatnya.
Adapun upacara pemakaman dipimpin oleh Inspektur Upacara, Kepala Badan Intelijen Negara Periode 2001-2004, Jenderal (Purn) Abdulloh Mahmud Hendropriyono, pada pukul 10.00 WIB dengan prosesi militer.
Azwar Anas yang bergelar Datuak Rajo Sulaiman wafat di usia 91 tahun. Sebelumnya, pria kelahiran Padang 2 Agustus 1931 itu sempat dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena sakit.
Azwar Anas memiliki rekam jejak karier yang sangat cemerlang. Dimulai dari militer menjadi Kepala Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad), kemudian menjadi Gubernur Sumatera Barat periode 1977-1987 dan Menteri Perhubungan Indonesia pada Kabinet Pembangunan V (1988–1993).
Selanjutnya dipercaya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998). Selain itu, dia juga dipercaya menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dari 1991 hingga 1999.