Akibat kekurangan amunisi, tentara Rusia kemungkinan akan menggunakan sekop untuk melawan pasukan Ukraina. Begitu menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu (5/3).
Kementerian mengatakan mereka menyoroti pertempuran brutal dan berteknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar konflik yang saat ini meningkat menjadi pertempuran jarak dekat di Ukraina.
"Selama serangan di kubu Ukraina akhir bulan lalu, pasukan cadangan Rusia hanya dilengkapi dengan senjata api dan sekop," kata Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dikutip dari
AP, Senin (6/3).
Dikatakan bahwa sekop itu adalah MPL-50 alat yang dirancang pada tahun 1869 yang tidak banyak berubah sejak itu.
"Salah satu tentara cadangan menggambarkan tidak siap secara fisik maupun psikologis untuk pertempuran," kata pembaruan itu.
"Ini mungkin akibat dari komando Rusia yang terus bersikeras melakukan tindakan ofensif yang sebagian besar terdiri dari infanteri yang diturunkan, dengan dukungan yang lebih sedikit dari tembakan artileri karena Rusia kekurangan amunisi," lanjutnya.
Kementerian Pertahanan tidak memberikan informasi tentang di mana pertempuran yang melibatkan sekop terjadi.
Kurangnya amunisi untuk unit Rusia sebenarnya telah disorot oleh Yevgeny Prigozhin, kepala pasukan tentara bayaran Rusia Grup Wagner.
Bulan lalu Prigozhin memposting gambar di Telegram yang menunjukkan mayat beberapa lusin pejuang Wagner yang terbunuh, ditumpuk begitu saja di sebuah halaman.
Di samping foto yang mengejutkan itu, dia memposting gambar permintaan resmi dari Wagner untuk lebih banyak amunisi, menuding kesalahan Kementerian Pertahanan Rusia karena menyia-nyiakan nyawa pasukannya.
Sejak ditemukannya, penampakan MPL-50 hampir tidak berubah sepanjang sejarahnya di Rusia dan Uni Soviet. Senjata ini memiliki panjang total 50 cm dengan bilah baja memiliki lebar 15 cm dan 18 cm. Bilah itu diasah untuk digunakan sebagai kapak. Gagang kayunya tidak dicat, tetapi dipoles dengan amplas dan api hangus untuk menciptakan permukaan halus yang tidak licin di tangan.