Berita

MPL-50/Net

Dunia

Inggris: Kekurangan Amunisi, Tentara Rusia Gunakan Sekop untuk Melawan Pasukan Ukraina

SENIN, 06 MARET 2023 | 11:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Akibat kekurangan amunisi, tentara Rusia kemungkinan akan menggunakan sekop untuk melawan pasukan Ukraina. Begitu menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu (5/3).

Kementerian mengatakan mereka menyoroti pertempuran brutal dan berteknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar konflik yang saat ini meningkat menjadi pertempuran jarak dekat di Ukraina.

"Selama serangan di kubu Ukraina akhir bulan lalu, pasukan cadangan Rusia hanya dilengkapi dengan senjata api dan sekop," kata Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dikutip dari AP, Senin (6/3).


Dikatakan bahwa sekop itu adalah MPL-50 alat yang dirancang pada tahun 1869 yang tidak banyak berubah sejak itu.

"Salah satu tentara cadangan menggambarkan tidak siap secara fisik maupun psikologis untuk pertempuran," kata pembaruan itu.

"Ini mungkin akibat dari komando Rusia yang terus bersikeras melakukan tindakan ofensif yang sebagian besar terdiri dari infanteri yang diturunkan, dengan dukungan yang lebih sedikit dari tembakan artileri karena Rusia kekurangan amunisi," lanjutnya.

Kementerian Pertahanan tidak memberikan informasi tentang di mana pertempuran yang melibatkan sekop terjadi.

Kurangnya amunisi untuk unit Rusia sebenarnya telah disorot oleh Yevgeny Prigozhin, kepala pasukan tentara bayaran Rusia Grup Wagner.

Bulan lalu Prigozhin memposting gambar di Telegram yang menunjukkan mayat beberapa lusin pejuang Wagner yang terbunuh, ditumpuk begitu saja di sebuah halaman.

Di samping foto yang mengejutkan itu, dia memposting gambar permintaan resmi dari Wagner untuk lebih banyak amunisi, menuding kesalahan Kementerian Pertahanan Rusia karena menyia-nyiakan nyawa pasukannya.

Sejak ditemukannya, penampakan MPL-50 hampir tidak berubah sepanjang sejarahnya di Rusia dan Uni Soviet.  Senjata ini memiliki  panjang total 50 cm dengan bilah baja memiliki lebar 15 cm dan 18 cm. Bilah itu diasah  untuk digunakan sebagai kapak. Gagang kayunya tidak dicat, tetapi dipoles dengan amplas dan api hangus untuk menciptakan permukaan halus yang tidak licin di tangan. 

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya