Berita

Perang saudara di Yaman, yang telah memakan ratusan ribu korban jiwa/Net

Dunia

Cegah Runtuhnya Sektor Kesehatan Yaman, WHO Minta Dana Sebesar Rp 5,9 Triliun

SENIN, 27 FEBRUARI 2023 | 11:39 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta dana sebesar 392 juta dolar AS atau senilai Rp 5,9 triliun untuk Yaman, menjelang konferensi donor yang diselenggarakan PBB di Jenewa.

Permintaan dana dimaksudkan untuk mencegah terjadinya potensi keruntuhan dari sektor kesehatan Yaman yang dilanda perang saudara selama bertahun-tahun.

Menurut data dari WHO, hampir setengah dari semua fasilitas kesehatan di negara itu hanya berfungsi sebagian atau tidak berfungsi sama sekali, ditambah lagi mereka kekurangan staf, dana, listrik, obat-obatan, hingga perlengkapan dan peralatan yang memadai.

“Dibutuhkan dana baru sebesar (Rp 5,9 triliun) untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan dapat terus memberikan layanan kepada 12,9 juta orang,” kata  perwakilan Yaman, Adham Abdel Moneim Ismail, pada Minggu (26/2).

Selain itu, menurut Ismail, ada sekitar 540.000 anak balita yang menghadapi kekurangan gizi akut parah dengan risiko kematian, yang sangat membutuhkan bantuan mendesak ini.

“Yaman membutuhkan dukungan yang mendesak dan kuat untuk secara efektif mencegah potensi keruntuhan sistem kesehatannya," kata Ismail, dimuat Peninsula Qatar.

Seruannya tersebut datang sehari sebelum pertemuan donor diselenggarakan oleh PBB, Swiss dan Swedia yang rencananya akan berlangsung pada Senin (27/2).

Setelah mengalami perang yang bergejolak antara pemberontak Houthi yang didukung Iran dan pemerintah yang didukung Arab Saudi selama delapan tahun, perang itu telah membawa Yaman masuk ke dalam daftar negara dengan tragedi kemanusiaan terburuk di dunia.

Saat ini PBB sendiri telah memperkirakan bahwa sekitar 21,6 juta orang, atau dua pertiga dari populasi Yaman, akan membutuhkan bantuan kemanusiaan dan layanan perlindungan pada tahun 2023 ini.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya