Berita

Peraih best of the best Indonesia Best Electricity Award 2023/Net

Dahlan Iskan

Listrik Juara

SENIN, 27 FEBRUARI 2023 | 05:21 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

AKHIRNYA lahir juga EPC Company yang andal di bidang kelistrikan: PT Wijaya Karya. Pekan lalu, Wika mendapat penghargaan best of the best EPC company di ajang disway.id/listtag/257363/ibea">IBEA.

Itulah satu-satunya lembaga pemberi penghargaan untuk prestasi di bidang kelistrikan nasional: Indonesia Best Electricity Award. Yang selama tiga tahun absen karena pandemi Covid-19.

Memang pernah lahir beberapa perusahaan kontraktor pembangun pembangkit listrik. Tapi semua tertatih-tatih. Kualitasnya juga mengecewakan. Akibatnya pekerjaan EPC di dalam negeri didominasi perusahaan EPC dari Tiongkok. Sebelum itu didominasi oleh Jepang. Sebelumnya lagi didominasi Eropa dan Amerika.


Wika sudah mampu membangun 2 x 65 MW. Di Kalsel. Kini sedang membangun 2 x 50 MW. Sudah pula memenangkan tender untuk 4 proyek berikutnya. Kalau bangkit yang berbahan gas dan solar sudah banyak. Bahkan Wika sudah mendapat proyek membangun geothermal. Di Lumut Balai, Sumsel. Tidak jauh dari Lahat.

Geothermal Lumut Balai tahap 2 itu milik Pertamina. Besarnya 2 x 55 MW. Tahap satunya sudah selesai. Kontraktornya Jepang semua. Dengan Wika mengerjakan tahap 2 berarti hebat sekali. Apalagi kalau kualitasnya nanti sama dengan tahap 1. Toh sama-sama 2 x 55 MW.

Memang Wika belum pernah membangun yang 100 MW, apalagi yang 300 MW. Sedang EPC Tiongkok sudah mampu membangun unit yang 1000 MW. Tapi perjalanan memang harus dimulai dari yang kecil dan sedang. Begitulah hidup. Tidak bisa langsung dewasa.

Medco juga mendapat penghargaan: di bidang pembangkit listrik renewable energy. Saya menduga itu karena geothermal Sarulla di tanah Batak. Besarnya 300 MW. Bekerja sama dengan Mitsubishi Jepang.

Berarti geothermal Sarulla dianggap paling baik dan paling efisien. Terutama dibanding dengan geothermal lain yang umumnya dimiliki grup Pertamina.

Saya pernah ke Sarulla. Beberapa kali. Di Tapanuli. Tiga jam dari Balige. Persis tengah-tengah antara Toba dan Sibolga. Yakni ketika pemenang tender Sarulla tidak kunjung membangun. Padahal waktu itu Sumut krisis listrik luar biasa.

Maka Sumut kini penghasil green energy murah terbesar di Sumatera: dari geothermal dan tenaga air. Dan masih sangat banyak potensi geothermal dan tenaga air lainnya di sana. Meski lebih kecil. Kecil-kecil tapi banyak sekali. Nasi sepiring asalnya juga dari sebutir upo.

PT PAL, perusahaan pembangun kapal milik BUMN itu, juga mendapat penghargaan listrik: apa hubungannya?

PT PAL menang di kategori penyedia sarana listrik yang penting. Dugaan saya: itu karena PT PAL mampu membangun pembangkit listrik terapung. Saya tahu sendiri. Saya pernah meninjau saat pembuatan kapalnya yang hampir selesai. Kapal yang pertama. Ternyata kini PT PAL sudah membangun tiga pembangkit listrik terapung. Besar-besar. Dengan bahan bakar minyak atau gas.

Di mana ada krisis listrik kapal itu bisa dilayarkan ke sana. Sandar di dermaga. Listrik pun menyala.

Dulu pembangkit terapung seperti itu selalu impor. Terakhir, yang heboh itu, didatangkan dari Turkiye. Dua buah. Anda tidak mendengar kehebohan itu. Hebohnya memang hanya di bawah permukaan.

Ini juga penting: cucu PLN mendapat penghargaan di bidang O&M terbaik: PJBS. Anda sudah tahu: tidak semua pemilik pembangkit listrik mau menjalankannya sendiri. Banyak yang menyerahkannya ke perusahaan lain. Yakni perusahaan yang bidangnya khusus menjalankan pembangkit dan merawatnya.

PJBS adalah anak perusahaan PJB. PJB adalah anak perusahaan PLN. Semua pembangkit PLN dimiliki oleh PT Pembangkitan Jawa Bali atau PT Indonesia Power. Dua-duanya anak PLN.

Kini PJB diubah namanya menjadi Nusantara Power. Berarti ada Indonesia Power dan Nusantara Power. Dua-duanya tidak hanya memiliki pembangkit sendiri yang besar-besar. Mereka juga memiliki saham di banyak pembangkit listrik swasta.

Meski PJB sudah berubah nama, PJBS (S=services) tetap PJBS. Saya baru tahu bahwa dirut PJBS kini dijabat seseorang yang sudah lama saya cari.
 
Saya ingat sekali nama itu. Yakni ketika turbin di salah satu pembangkit listrik di Belawan, Medan, rusak. Medan lagi krisis listrik. Pembangkitnya rusak pula. Untuk memperbaikinya harus ditangani perusahaan Jerman: Siemens. Bahkan ada kemungkinan turbin itu harus dikirim dulu ke Jerman. Diperbaiki di sana.

Menangis.

PLN itu isinya lulusan terbaik dari semua perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Sudah ratusan pula yang mendapat tambahan pendidikan di luar negeri. Turbin rusak tidak bisa diatasi sendiri.

Saya pun minta agar yang punya spesialisasi turbin dilihat. Siapa yang punya kemampuan memperbaiki Belawan itu. Ternyata ada. Hanya satu orang. Anak muda. Satu-satunya. Namanya: Teguh Widjajanto.

Saya belum pernah bertemu langsung anak itu. Pun sampai saya bukan siapa-siapa lagi. Atau pernah bertemu tapi saya yang lupa. Tapi nama itu tidak bisa hilang dari ingatan: ia pahlawan Belawan. Ia Teguh Widjajanto.

Baru belakangan saya dengar nama itu menjadi dirut PJBS. Kantornya di Surabaya pula. Kapan-kapan saya ingin bertemu. Tentu kalau ada sumur di ladang. Itu pun kalau sumurnya belum diganti pipa.

Lalu siapa pembangkit listrik non-renewable terbaik? Seluruh wanita Indonesia harus bangga dengan pemenang ini: PT Sumber Segara Primadaya. Pemiliknya seorang wanita. Baik pula hatinya. Pekerja keras. Suaminyi seorang mualaf: Ibu Dewi. Anda sudah tahu siapa dia. Itulah yang belum lama diberitakan di Bloomberg sebagai wanita terkaya no. 1 di Indonesia saat ini.

Dewi lewat S2P memiliki pembangkit listrik terbaru: satu unit saja 1.000 MW. Masih punya lagi yang 600 MW. Lalu beberapa lagi yang 300 MW. Dan yang hebat semua pembangkitnya sangat efisien. PJBS yang menangani sebagian O&M-nya.

Wanita, hebat, bergeraknya di bidang listrik pula, alangkah langkanya. Laki-laki seperti saya pun harus hormat setinggi-tingginya.


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya