Berita

Presiden Tunisia Kais Saied/Net

Dunia

Kelompok Hak Asasi Tunisia Kecam Pernyataan Rasis Presiden Kais Saied Soal Migran

JUMAT, 24 FEBRUARI 2023 | 07:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pernyataan Presiden Tunisia Kais Saied yang menuduh migran Afrika sub-Sahara menyebabkan kejahatan dan menimbulkan ancaman demografis, mendapat reaksi dari Forum Tunisia untuk Hak Ekonomi dan Sosial.

Juru bicara kelompok hak asasi tersebut, Romdhane Ben Amor, menuduh Saied melakukan rasisme dan ujaran kebencian.

"Kami merasa malu dengan pidato Presiden. Kami merasa tidak puas dengan kata-kata yang digunakan (dalam pidatonya) yang menstigmatisasi dan mendiskriminasi migran sub-Sahara," kata Amor, seperti dikutip dari Africa News, Kamis (23/2).


Pekan lalu, 23 kelompok HAM mengatakan negara mulai menindak imigran dari Afrika sub-Sahara sambil menutup mata terhadap ujaran kebencian rasis .

“Presiden republik harus memikul tanggung jawab dan negara Tunisia harus memenuhi komitmennya sehubungan dengan perjanjian hak asasi internasional," kata Amor.

Ia juga menyerukan segera diakhirinya kampanye sistematis melawan migran sub-Sahara dan membebaskan mereka yang ditahan. Menururnya, Presiden harus meluncurkan proses administrasi menyeluruh bagi migran ilegal sub-Sahara.

Presiden Saied dalam komentar kepada Dewan Keamanan Nasional pada Selasa (21/2) yang diterbitkan secara online oleh kepresidenan, menyerukan langkah-langkah mendesak untuk menghentikan kedatangan gerombolan imigran ilegal dari Afrika sub-Sahara, dengan menyebut bahwa para migran itu membawa "kekerasan, kejahatan, dan praktik yang tidak dapat diterima."

Imigran, katanya, adalah bagian dari plot kriminal yang dimaksudkan untuk mengubah struktur demografis Tunisia.

"Tujuan gelombang imigrasi ilegal berturut-turut yang tidak diumumkan adalah menganggap Tunisia sebagai negara murni Afrika yang tidak memiliki afiliasi dengan negara-negara Arab dan Islam," kata Saied

Tunisia merupakan titik keberangkatan utama bagi para imigran Afrika yang ingin mencapai Eropa melalui apa yang dikatakan PBB sebagai rute migrasi paling mematikan di dunia.

Menurut angka resmi Italia, lebih dari 32.000 migran, termasuk 18.000 warga Tunisia, berusaha menyeberang dari Tunisia ke Italia tahun lalu.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya