Berita

Pagar kawat yang dibangun di kamp Bangladesh, untuk mencegah Penduduk Rohingya pergi/Reuters

Dunia

Kekurangan Dana, PBB Bakal Pangkas Anggaran Pengungsi Rohingya di Bangladesh

SABTU, 18 FEBRUARI 2023 | 09:59 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

PBB berencana mengurangi bantuan pangan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh. Hal tersebut diumumkan pada Jumat (17/2), yang akan mulai berlaku pada Maret mendatang.

Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan mereka akan mengurangi bantuannya menjadi 10 dolar AS atau Rp 152 ribu per kepala, yang sebelumnya diberikan sebesar 12 dolar AS atau Rp 182 ribu.

Berdasarkan laporan dari TRT, anggaran ini terpaksa direnggangkan karena pandemi Covid-19, penurunan ekonomi global, dan krisis yang terjadi di seluruh dunia.

Badan PBB itu mengakui bahwa pemangkasan akan semakin memperparah kerawanan pangan dan kekurangan gizi di pengungsian, di mana sepertiga anak-anak Rohingya telah mengalami stunting. Namun, langkah itu terpaksa dilakukan karena badan itu mengalami kekurangan dana.

WFP telah meminta dana darurat sebesar 125 juta dolar AS atau senilai Rp 1,9 triliun, sambil memperingatkan bahwa akan dampak yang sangat besar terhadap ketahanan pangan dan nutrisi.

Menanggapi pemotongan anggaran itu, Komisaris Repatriasi dan Bantuan Pengungsi Bangladesh, Mohammed Mizanur Rahman, mengatakan hal tersebut akan semakin membuat pengungsi Rohingya keluar dari kamp-kampnya dan menuju negara lain untuk mencari pekerjaan.

"Pemotongan dapat menyebabkan lebih banyak orang Rohingya mengambil tindakan putus asa untuk mencari pekerjaan," katanya.

Sejauh ini, pengungsi Rohingya dilarang bekerja untuk menambah penghasilan mereka, dan Bangladesh telah membangun pagar yang tinggi untuk mencegah mereka pergi, yang membuat pengungsi semakin tersiksa dan mencoba melarikan diri.

Menurut Arif Ullah, salah satu pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp Bangladesh, mereka hanya mengandalkan bantuan-bantuan yang diberikan untuk bertahan hidup, namun bantuan itu menurut pengakuannya juga tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

"Jika masih dipangkas lebih lanjut, bagaimana kita bisa bertahan?," ujarnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya