Berita

Ketua Kelompok Pemantauan Gencatan Senjata, Shokin Chauhan dalam Webinar Internasional bertajuk "Fighting for Independence Continues in Tibet Through Chinese Repression", pada Senin, 13 Februari 2023/Repro

Dunia

India Tidak Akan Biarkan China Rebut Arunachal Pradesh Dekat Tibet

SELASA, 14 FEBRUARI 2023 | 11:25 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Upaya China untuk mengambil alih wilayah Arunachal Pradesh yang diklaim bagian dari Tibet Selatan tidak akan pernah dibiarkan begitu saja oleh India.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Kelompok Pemantauan Gencatan Senjata dan mantan Direktur Jenderal Assam Rifles dari India, Shokin Chauhan dalam webinar internasional bertajuk "Fighting for Independence Continues in Tibet Through Chinese Repression", pada Senin (13/2).

Chauhan mengungkap, China kerap mengklaim wilayah India dekat Tibet sebagai bagian dari daerah kekuasaan Beijing di selatan.


"China mengklaim sepenuhnya Arunachal Pradesh (negara bagian di India) sebagai bagian dari Tibet selatan," ujarnya.

Dengan tegas, Chauhan menyebut India tidak akan membiarkan China menguasai Arunachal Pradesh, karena  kedaulatan atas wilayah itu sudah ditandatangi dengan pemerintah Tibet di masa lalu.

"India telah memutuskan bahwa kami tidak akan membiarkan China melintasi perbatasan kami. Kami bertekad bahwa kami akan menahan China di perbatasan yang telah kami tanda tangani oleh perwakilan Tibet pada tahun 1923-1924," Jelasnya.

Menurut Chauhan, seluruh rakyat dan pasukan India akan siap mempertahankan dan memastikan China tak menyentuh wilayahnya.

"Tentara India dan rakyat India cukup kuat untuk menghadapi China yang bangkit kembali dan memastikan bahwa China tidak memiliki rencana petualang atas India," tegasnya.

India memang tidak memiliki perbatasan darat dengan China, melainkan dengan Tibet Selatan yang hampir 73 tahun berada dalam pendudukan Beijing.

Tetapi, kata Chauhan, India telah lama mendukung Tibet dengan memberikan suaka kepada Dalai Lama pada 1959.

"Orang-orang India sangat bersimpati, mencintai dan menghormati orang-orang Tibet," tuturnya.

Webinar yang digelar oleh Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) tersebut ikut dihadiri oleh Rekan Peneliti Senior Universitas Harvard, Lobsang Sangay; Associate Professor  Universitas Binus, Dinna Prapto Raharja; Asisten Profesor di Universitas Jawaharlal Nehru dari India, Mahesh Ranjan Debata; dan Peneliti Senior di CSEAS Indonesia, Veeramalla Anjaiah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya