Berita

Mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa/Net

Politik

Minta ASEAN Tidak Kucilkan Myanmar, Marty Natalegawa: Itu Zona Nyaman Mereka

SELASA, 14 FEBRUARI 2023 | 03:46 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) seharusnya tidak mengucilkan junta militer Myanmar. Karena, menurut mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, itu justru bisa menguntungkan pihak junta.

“Saat ini junta tidak diundang ke KTT ASEAN, (padahal) saya kira itu perlu. Faktanya, ini membuat mereka tidak bisa dimintai pertanggungjawaban. Bagi junta militer, pengucilan adalah zona nyaman mereka. Mereka dikucilkan mereka justru tenang-tenang saja,” ujar Marty di Jakarta, Senin (13/2).

Ditambahkan mantan perwakilan tetap Indonesia untuk PBB periode 2007-2009 itu, ASEAN perlu mencari upaya lain untuk menggerakkan junta agar melaksanakan Konsensus Lima Poin.


Lima poin dalam konsensus yang disepakati Myanmar dengan para pemimpin ASEAN itu adalah pengakhiran segera kekerasan di Myanmar, dialog antara semua pihak terkait, penunjukan utusan khusus, penyaluran bantuan kemanusiaan oleh ASEAN untuk Myanmar, dan kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.

Nah, menurut Marty, pengucilan justru membuat junta enggan menegakkan satu poin pun dari konsensus tersebut.

Untuk itu, ASEAN bisa menyediakan kursi Myanmar dalam pertemuan ASEAN untuk Persatuan Pemerintah Nasional Myanmar (NUG), yang merupakan kelompok oposisi pro-demokrasi.

Selain itu, ASEAN juga harus memulai langkah-langkah yang bisa mendorong komunikasi secara terbuka dengan pihak-pihak pro-demokrasi di Myanmar.

Penyelesaian krisis Myanmar, kata Marty, penting untuk membuktikan kapasitas dan relevansi ASEAN sebagai organisasi regional, penjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan.

“Itu pasti akan membuat junta berpikir bahwa tindakan mereka itu ada akibatnya, ada konsekuensi dari sikap keras kepala mereka,” tegas Marty.

Bahkan ASEAN juga bisa mengirim tim ke Myanmar untuk memonitor tindakan junta dan mengumumkan hasil dari pemantauan itu.

“Bisa mendorong Dewan Keamanan PBB untuk memberikan kewenangan kepada ASEAN untuk memberikan kapasitas memonitor pelaksanaan (konsensus),” tutupnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya