Berita

Pasukan Inggris membantu seorang anak selama evakuasi di ibukota Afghanistan, Kabul, pada 2021 lalu/Net

Dunia

Penarikan Pasukan dari Afghanistan jadi Babak Kelam Bagi Inggris

SABTU, 11 FEBRUARI 2023 | 14:06 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Komite Pertahanan Inggris menyesali penarikan pasukan dari Afghanistan, yang kini telah membawa kesengsaraan bagi masyarakat atas kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan itu.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Pertahanan, Tobias Ellwood dalam laporannya yang disiapkan untuk mendesak pemerintah agar melakukan penyelidikan yang jujur atas kepergian pasukannya dari Afghanistan.

Dimuat BBC pada Jumat (10/2), Ellwood mengakui bahwa kepergian pasukan Inggris merupakan babak kelam bagi negaranya, yang menyebabkan Afghanistan kini kembali menjadi rumah dan surga bagi para teroris.

Selain itu, dalam laporan tersebut, Kementerian Pertahanan juga telah mengakui bahwa ada ribuan warga Afghanistan yang pernah membantu pasukan Inggris ketika mereka terdampar, dalam perjuangannya untuk mengevakuasi personelnya setelah Taliban mengambil alih Kabul.

"Mereka (masyarakat) berisiko terluka sebagai akibat langsung dari membantu misi Inggris. (Untuk itu) kami berutang kepada orang-orang Afghanistan itu, yang mempertaruhkan nyawa mereka dalam bahaya untuk membantu kami," kata Ellwood yang dimuat The Guardian.

Sejauh ini, Inggris menyebutkan telah merelokasi sekitar 15 ribu warga sipil itu ke Inggris. Akan tetapi, menurut kementerian itu masih ada ribuan masyarakat Afghanistan lainnya yang masih terlantar, dan berusaha mereka temukan di Kabul untuk dapat dibawa ke Inggris.

Menurut Ellwood kurangnya kesiapan pemerintah Inggris untuk mengevakuasi mereka yang memenuhi kriteria yang layak untuk dibawa ke Inggris telah membuat sejumlah masyarakat Kabul tidak terangkut pada 2021 lalu.

Untuk itu, laporan setebal 30 halaman itu menyerukan upaya pemerintah agar dapat melakukan peninjauan terbuka, jujur, dan terperinci atas keputusan yang dibuat oleh pemerintah Inggris selama pasukan berada di Afghanistan, dan meminta negara itu untuk membawa masyarakat Afghanistan yang mereka cari untuk dievakuasi segera di Inggris demi keselamatan mereka.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya