Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

China: Balon yang Terlihat di Atas Wilayah AS Bukan Mata-mata, tapi Pesawat Penelitian yang Nyasar

SABTU, 04 FEBRUARI 2023 | 06:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China akhirnya mengakui bahwa balon yang terlihat terbang di atas wilayah udara Amerika adalah miliknya, tetapi menyangkal bahwa itu adalah mata-mata.

Dalam pernyataannya pada Jumat (3/2), Kementerian Luar Negeri China mengatakan balon itu adalah pesawat sipil yang digunakan terutama untuk penelitian meteorologi. Pesawat itu memiliki kemampuan kemudi yang terbatas, dan "menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan" yang disebabkan oleh angin.

"Pemerintah China menyesalkan masuknya pesawat yang tidak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure," kata Kementerian dalam pernyataannya, menggunakan istilah hukum yang digunakan untuk merujuk pada peristiwa di luar kendali manusia.

Kabar penampakan balon tersebut pertama kali dilaporkan oleh NBC News pada Kamis (2/2). Nampak dalam foto yang beredar benda bulat, menyerupai balon putih besar, melayang di atas wilayah Amerika. Balon itu terlihat melayang di antara awan dan memiliki apa yang tampak seperti susunan surya yang tergantung di bagian bawah, seperti dipaparkan fotografer Gazette Larry Mayer, menurut laporan AP.

Penampakan balon itu memantik kecurigaan Amerika bahwa itu adalah balon mata-mata yang sengaja diluncurkan China. Seorang pejabat senior pertahanan Amerika yang tidak disebutkan namanya, mengatakan keyakinannya bahwa objek yang terlihat di wilayah udara AS dalam beberapa hari terakhir adalah balon milik China yang sengaja diterbangkan di atas situs sensitif untuk mengumpulkan informasi.

Balon itu terlihat Montana, yang merupakan rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom. Kemudian, pada Jumat pagi, balon itu tidak lagi berada di atas Montana tetapi telah bergerak di atas Midwest.

Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley memutuskan untuk tidak menembak jatuh  balon, karena khawatir puing-puingnya akan melukai orang di darat.

Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan, aktivitas balon serupa telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir dan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan tidak ada informasi sensitif yang dicuri.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya