Berita

Aktivis Lieus Sungkharisma/Net

Politik

Ini Permintaan Terakhir Lieus Sungkharisma Sebelum Meninggal Dunia

RABU, 25 JANUARI 2023 | 00:19 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Aktivis Lieus Sungkharisma meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak.

Asisten pribadi Lieus, Icko Rahmawati menyampaikan Lieus menghembuskan nafas terakhir Selasa malam (24/1) sekitar pukul 21.00 di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.

Pemilik nama Li Xue Xiung ini sempat mengirimkan video wawancaranya dalam podcast yang digelar oleh Presidential Institute kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa pukul 08.22 pagi tadi. Yang ternyata merupakan pesan terakhirnya.

Dalam video tersebut, Lieus sangat berharap agar Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perppu terkait batas pencalonan presiden atau presidential threshold  menjadi nol persen dari 20 persen yang ditentukan saat ini.

Leius menganggap, hal tersebut sangatlah bisa dilakukan oleh Jokowi sebagai seorang Presiden RI.

“Pak Jokowi sekarang punya kuasa. Kalau beliau bilang, partai-partai saya gak suka ini (preshold 20 persen), tidak memberikan kesempatan menampilkan orang-orang amanah dan orang-orang yang baik,” kata Lieus dalam video wawancarannya.

Lewat podcast yang dipandu oleh Aminuddin tersebut, Lieus menyampaikan kalau deklarasi-deklarasi capres yang saat ini masif dilakukan semata hanyalah permainan kelompok oligarki yang menghendaki calon tertentu dan mengesampingkan calon potensial lainya.

“Semua dia (oligarki) yang kuasain, semua dia yang tentuin. Rusak kita,” ujar Lieus.

Jenazah Lieus akan disemayamkan di Rumah Duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara, untuk kemudian dikremasi.

Semasa hidup, Lieus pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Wakil Bendahara Depinas SOKSI (Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) periode 1986-1991, Ketua di DPP AMPI (Angkatan Muda Pembaruan Indonesia), dan DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).

Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi) pada tahun 1985, Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta dan Ketua Umum Multi Culture Society, sekaligus Wakil Presiden The World Peace Committee. Ia juga mengelola tabloid bernama Naga Post.


Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya