Berita

Thulani Maseko/Net

Dunia

Dikenal Kritis Terhadap Pemerintah, Tokoh Oposisi Eswatini Ditembak Mati di Kediaman

SENIN, 23 JANUARI 2023 | 06:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Nasib tragis dialami politisi oposisi terkemuka sekaligus pengacara hak asasi manusia Kerajaan Eswatini, Thulani Maseko, yang tewas ditembak orang tak dikenal.

Juru bicara oposisi Sikelela Dlamini mengatakan pada Minggu (22/1) bahwa Maseko tewas saat orang- orang bersenjata menyerang ke kediamannya, beberapa jam setelah raja absolut negara itu menantang para aktivis yang menentang pemerintahannya.

"Thulani Maseko ditembak mati pada Sabtu malam oleh penyerang tak dikenal di Luhleko, sekitar 50 kilometer (30 mil) dari ibu kota Mbabane," kata Dlamini, seperti dikutip dari AFP.

Jubir mengatakan dirinya diberitahu bahwa pembunuh Maseko menembaknya melalui jendela saat dia berada di dalam rumah bersama keluarganya.

"Detailnya masih sedikit (dan), karena trauma yang dialami anggota keluarganya, mereka belum siap berbicara," kata Dlamini.

Pemerintah mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga, mengatakan kematian Maseko merupakan kerugian bagi negara dan polisi sedang mencari pembunuhnya.

Maseko adalah seorang pengacara sekaligus kolumnis hak asasi manusia terkemuka di Eswatini, sebuah negara kecil di Afrika bagian selatan,  yang memiliki pertarungan pengadilan yang tertunda dengan Raja Mswati III untuk mengganti nama negara.

Nama negara itu sebelumnya diubah dari Swaziland menjadi Eswatini untuk memperingati 50 tahun kemerdekaannya dari Inggris pada 2018. Tetapi Maseko berpendapat bahwa raja tidak mengikuti konstitusi dalam prosesnya.

Pada tahun 2014 Maseko dan editor majalah The Nation Bheki Makhubu dipenjara karena menghina pengadilan atas artikel-artikel yang mengkritik pemerintah dan peradilan.

Maseko adalah pendiri MSF, sebuah koalisi partai oposisi, asosiasi dan gereja.

Kematiannya terjadi hanya beberapa jam setelah Raja Mswati menantang para aktivis yang berjuang untuk mengakhiri monarki absolut terakhir di Afrika. Ia mengatakan orang tidak boleh meneteskan air mata dan mengeluh tentang tentara bayaran yang membunuh mereka.

"Orang-orang ini memulai kekerasan terlebih dahulu, tetapi ketika negara melakukan tindakan keras terhadap mereka atas tindakan mereka, mereka membuat banyak keributan menyalahkan Raja Mswati karena membawa tentara bayaran," kata Raja Mswati.

Pekan lalu, Jaringan Solidaritas Swaziland (SSN) menuduh raja menyewa tentara bayaran, terutama Afrikaner kulit putih dari negara tetangga Afrika Selatan, untuk membantu pasukan keamanan Eswatini menekan oposisi yang meningkat terhadap rezimnya yang menindas.

Namun juru bicara pemerintah Alpheous Nxumalo mengatakan pemerintah tidak menyewa pembunuh bayaran.

Kelompok hak asasi Freedom Under Law, yang beroperasi di seluruh Afrika bagian selatan, menuding pemerintah menjadi dalang pembunuhan Maseko.

"Entah bagaimana kabar mengejutkan bahwa Thulani Maseko telah ditembak mati dengan darah dingin tidaklah mengejutkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Seorang pengacara hak asasi manusia yang tak henti-hentinya dan tak kenal takut, pengkritik rezim yang blak-blakan di Eswatini yang dicintainya, Thulani sudah terlalu lama menderita di tangan rezim yang lalai," lanjut pernyataan itu.

Raja Mswati, yang memerintah sejak 1986, kerap dituduh melakukan pelanggaran HAM. Di Eswatini, raja berhak membubarkan parlemen, pemerintah, dan mengangkat atau memberhentikan hakim, juga memimpin polisi dan tentara.

Pada Juni 2021, protes pro-demokrasi berubah menjadi kekerasan yang mengakibatkan beberapa kematian.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya