Berita

Foto yang menunjukkan personel PBB berfoto dengan bendera Taliban pada Kamis, 19 Januari 2023/Net

Dunia

Diserbu Kritikan karena Berpose di Bawah Bandera Taliban, PBB Minta Maaf

SABTU, 21 JANUARI 2023 | 15:57 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Postingan yang menunjukkan personel PBB mengambil foto di bawah bendera Taliban memicu kritik keras dari kelompok oposisi di Afghanistan.

Foto yang diposting di media sosial itu ramai diperbincangkan karena dinilai sangat bertentangan dengan prinsip ketidakberpihakan yang selalu digemakan PBB.

Merespon hal tersebut, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric pada Jumat (20/1), meminta maaf dan memberikan klarifikasi mengenai foto yang beredar.

"Foto itu seharusnya tidak pernah diambil. Itu adalah kesalahan, dan kami meminta maaf untuk itu," tegasnya, seperti dimuat Fox News.

Dujarric menjelaskan, foto itu diambil selama kunjungan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammad beserta delegasi ke Kabul, dan diposting pada Kamis (19/1).

"Kami mengetahui foto ini diambil saat Wakil Sekretaris Jenderal bertemu dengan para pemimpin de facto di Afghanistan," jelasnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Amina Mohammad merupakan pejabat wanita paling senior di PBB yang kerap mengunjungi Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 2021.

Pertemuan Wasekjen PBB dan Taliban dilakukan untuk meyakinkan mereka agar menghentikan larangan pekerja perempuan karena akan membahayakan operasi kemanusiaan.

Postingan yang memperlihatkan personel berfoto di bawah bendera Taliban di Kabul, menjadi ramai setelah di unggah ulang oleh kepala hubungan luar negeri Front Perlawanan Nasional Afghanistan, Ali Maisam Nazary pada Kamis (19/1).

Dalam postinganya, Nazary mengecam foto-foto tersebut dan mempertanyakan kredibilitas dari organisasi PBB.

"Personel PBB di Kabul yang mengambil foto dengan bendera kelompok teroris, prinsip ketidakberpihakan dan integritas PBB jadi dipertanyakan," kata Nazary.

Ia mendesak Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres untuk menyelidiki skandal tersebut.

"Kami dengan hormat meminta Antonio Guterres untuk menyelidiki masalah ini dan untuk UNAMA News untuk mencegah tindakan tidak sensitif yang dapat menodai reputasinya," tegasnya.

Di sisi lain, Suhail Shaheen, perwakilan terpilih Taliban untuk PBB, menyebut kata-kata pada bendera Taliban adalah milik Muslim di seluruh dunia.

"Itu milik semua Muslim, bukan satu bangsa atau pemerintah. Siapa pun yang tidak percaya ini tidak disebut Muslim, atau mengatakan sesuatu yang menentangnya, berarti telah melakukan penistaan," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya