Berita

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov/Net

Dunia

Kremlin: Eskalasi Bisa Meluas Jika Barat Terus Kirim Senjata Mematikan

JUMAT, 20 JANUARI 2023 | 10:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Penambahan senjata baru dan kuat dari Amerika Serikat dan sekutu Barat baru-baru ini cukup mengganggu Rusia. Sejumlah pemimpin Moskow memberikan tanggapan yang sinis, bahkan ancaman juga dilontarkan terhadap langkah Barat yang dinilai terlalu ikut campur.

Jelang pertemuan negara pendonor Ukraina, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (19/1) memperingatkan Barat, bahwa eskalasi akan semakin meluas jika mereka memberikan lebih banyak senjata untuk menyerang Rusia.

"Berpotensi, ini sangat berbahaya, itu berarti membawa konflik ke tingkat yang sama sekali baru, yang, tentu saja, tidak akan menjadi pertanda baik dari sudut pandang keamanan global dan pan-Eropa," tegasnya, seperti dimuat The Defense Post.


Kecaman yang sama juga lebih dulu diutarakan oleh Duta Besar Moskow untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, yang menyebut kiriman senjata Barat hanya membuat Ukraina menjadi teroris.

"Dengan bersikeras bahwa Krimea adalah bagian dari Ukraina dan mengatakan bahwa Kyiv dapat menggunakan senjata AS untuk melindungi wilayahnya, Washington pada dasarnya mendorong rezim Kyiv untuk melakukan tindakan teror di Rusia," jelasnya.

Antonov dengan percaya diri yakin bahwa sebanyak apa pun senjata itu, Barat tidak mungkin mengalahkan Rusia.

"Tidak peduli senjata apa yang dipasok Amerika atau NATO ke rezim Zelensky, kami akan menghancurkannya. (Karena) tidak mungkin mengalahkan Rusia,” tegas Antonov.

Tanggapan lain yang lebih ekstrem datang dari mantan Presiden Dmitry Medvedev yang memperingatkan dukungan berkelanjutan Barat untuk Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir.

 â€œKehilangan tenaga nuklir dalam perang konvensional dapat memicu pecahnya perang nuklir. Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka," kata Medvedev.

Amerika Serikat berencana  mengumpulkan sekutunya di pangkalan udaranya di Ramstein untuk putaran pembicaraan baru tentang dukungan militer Ukraina yang akan digelar pada Jumat (20/1).

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya