Berita

Ali Reza Akbari/Net

Dunia

Dukung Inggris, Prancis dan AS Kecam Iran Eksekusi Mati Ali Reza Akbari

SENIN, 16 JANUARI 2023 | 08:28 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kecaman keras yang dilayangkan Inggris terhadap pemerintah Iran atas eksekusi mati warga negara ganda Inggris-Iran Ali Reza Akbari, memperoleh dukungan dari Prancis dan Amerika Serikat (AS).

Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna pada Sabtu (14/1) bahkan dilaporkan telah memanggil Duta Besar Iran di Paris untuk dimintai keterangan atas langkah eksekusi mati tersebut.

Catherine menegaskan bahwa tindakan sewenang-wenang Iran terhadap tahanan warga negara asing sama sekali tidak dapat diterima.

"Pelanggaran hukum internasional Iran yang berulang kali tidak dapat diabaikan, terutama sehubungan dengan perlakuan terhadap warga negara asing yang ditahan secara sewenang-wenang," tegasnya seperti dimuat The Jerussalem Post.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan dukungannya terhadap Inggris dan menyebut eksekusi Akbari adalah tindakan keji dan biadab.

Sementara itu, dukungan untuk Inggris juga datang dari Duta Besar AS untuk London, Jane Hartley yang mengutuk eksekusi Akbari dan menggambarkannya sebagai tindakan yang "mengerikan".

"Eksekusi warga Inggris-Iran Alireza Akbari di Iran mengerikan dan memuakkan," cuitnya di Twitter.

Dubes AS ikut menegaskan solidaritasnya untuk Inggris dalam masalah tersebut.

"Amerika Serikat bergabung dengan Inggris dalam mengutuk tindakan biadab ini. Pikiran saya bersama keluarga Alireza," tambahnya.

Akbari diduga merupakan salah satu agen terpenting MI6, dinas intelijen Inggris. Ia disebut telah menyerahkan informasi berharga tentang Iran kepada Inggris.

Pada Sabtu (14/1), Iran mengumumkan telah mengeksekusi mati Akbari atas tuduhan mata-mata. Inggris tidak tinggal diam dan langsung memerintahkan penarikan perwakilan diplomatiknya di Teheran sebagai bagian dari kecaman tersebut.

Hubungan Iran dan Barat semakin tegang sejak Teheran diduga memiliki andil besar dalam membantu Rusia memperkuat serangan militernya di Ukraina.

Ketegangan itu semakin kuat saat aksi protes kematian Mahsa Amini memicu tindakan keras pemerintah Iran terhadap para demonstran.

Sejauh ini bahkan telah ada empat orang yang dieksekusi mati atas tuduhan membunuh aparat Iran selama protes.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Pengusaha Kecewa UMP Naik 6,5 Persen, APINDO Peringatkan Risiko PHK

Sabtu, 30 November 2024 | 13:54

Upah Naik Turunkan Kriminal

Sabtu, 30 November 2024 | 13:39

Tiongkok Ancam Ambil Tindakan jika AS Makin Keras Soal Ekspor Chip

Sabtu, 30 November 2024 | 13:37

Pakar Sarankan Pemerintah Prabowo Jalankan 5 Prinsip Ekonomi Hijau Syariah

Sabtu, 30 November 2024 | 13:14

Harga Emas Dunia Jatuh Hingga 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 30 November 2024 | 13:01

100 Warga Gaza Tewas dalam Tiga Hari Serangan Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 12:42

PPATK: 80 Persen Pemain Judol Transaksi di Bawah Rp100 Ribu

Sabtu, 30 November 2024 | 12:35

BOT: Ekonomi Membaik pada Oktober, Dipicu Sektor Pariwisata dan Ekspor

Sabtu, 30 November 2024 | 12:28

OJK Cabut Izin Usaha Bank BPRS Kota Juang Perseroda Aceh, Gara-gara Ini

Sabtu, 30 November 2024 | 12:19

Ternyata Ini Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024

Sabtu, 30 November 2024 | 12:06

Selengkapnya