Berita

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid/Net

Politik

Amnesty Internasional: Tanpa Tanggung Jawab, Pengakuan Jokowi Soal Pelanggaran HAM Berat Tidak Ada Artinya

KAMIS, 12 JANUARI 2023 | 13:38 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengakui adanya kasus pelanggaran HAM berat masa lalu setelah menerima laporan dari Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia (PPHAM) di Istana Negara pada Rabu (11/1), menuai kritik.

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid menilai bahwa pengakuan Jokowi terkait pelanggaran HAM di masa lalu tidak ada artinya tanpa pertanggungjawaban hukum atas pelanggaran HAM berat masa lalu.

Menurut Usman, meskipun pihaknya menghargai sikap Presiden Jokowi yang mengakui terjadinya pelanggaran HAM sejak tahun 1960-an di Indonesia, sebetulnya sudah lama tertunda. Mengingat penderitaan para korban yang dibiarkan dalam kegelapan tanpa keadilan, kebenaran, dan pemulihan selama beberapa dekade.


“Namun pengakuan belaka tanpa upaya mengadili mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM masa lalu hanya akan menambah garam pada luka korban dan keluarganya," kta Usman dalam keterangannya, Kamis (12/1).

"Sederhananya, pernyataan Presiden tersebut tidak besar artinya tanpa adanya akuntabilitas,” imbuhnya.

Alih-alih menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, kata Usman, pemerintah hanya memilih 12 peristiwa sebagai pelanggaran HAM berat, sementara secara nyata mengabaikan kengerian kejahatan yang sudah terkenal lainnya.

“Seperti pelanggaran yang dilakukan selama pendudukan dan invasi Timor Timur, Tragedi Tanjung Priok 1984, peristiwa penyerangan 27 Juli 1996, atau kasus pembunuhan Munir itu, jika Presiden serius bicara kasus yang terjadi setelah tahun 2000. Itu seharusnya juga disebutkan,” tandasnya.

Populer

Gagal Tunjukkan Ijazah Asli Jokowi, Dirtipidum Kalah Telak

Rabu, 09 Juli 2025 | 17:57

Ijazah Asli Alumni UGM 1985 dengan Milik Jokowi Bedanya Mencolok

Senin, 14 Juli 2025 | 19:44

Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Minta Maaf dan Cabut Pernyataan Terkait Ijazah Jokowi

Kamis, 17 Juli 2025 | 16:05

Ini Susunan Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII Periode 2025-2030

Senin, 14 Juli 2025 | 01:52

Suara Merdu Riza Chalid Bakal Gulung Jokowi dan Keluarga

Selasa, 15 Juli 2025 | 15:12

Kalau Ada yang Tak Tumbuh dari Bawah Pasti Bukan PMII, Itu HMI!

Senin, 14 Juli 2025 | 04:50

Alasan Jokowi Tak Hadir Gelar Perkara Khusus Ijazah Palsu di Bareskrim

Rabu, 09 Juli 2025 | 14:02

UPDATE

Film Berani Adalah Cahaya Terinspirasi Rm Mangunwijaya Pr

Sabtu, 19 Juli 2025 | 02:04

Jangan Sampai Tarif 0 Persen ke AS Pengaruhi Hubungan RI-China

Sabtu, 19 Juli 2025 | 01:32

Keaslian Ijazah Ditolak, Intimidator Bergerak

Sabtu, 19 Juli 2025 | 01:11

Politikus Nasdem Masih Bingung soal Akses Penuh AS di RI

Sabtu, 19 Juli 2025 | 01:08

Lewat 28 SPPG, Jargon Polri Presisi Dirasakan Langsung Masyarakat

Sabtu, 19 Juli 2025 | 00:35

Terlalu Jauh Bandingkan Cak Imin dengan Bahlil

Sabtu, 19 Juli 2025 | 00:13

GAMKI Gandeng Ketum PBNU Soroti Deretan Kasus Intoleransi

Sabtu, 19 Juli 2025 | 00:10

Kesepakatan Dagang Trump dan Prabowo Untungkan Rakyat Indonesia

Jumat, 18 Juli 2025 | 23:45

Ceramah di Jakarta, Zakir Naik Dihadang Tradisi Palang Pintu

Jumat, 18 Juli 2025 | 23:22

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Geng Abu Shabab (3/5)

Jumat, 18 Juli 2025 | 23:06

Selengkapnya