Anies Rasyid Baswedan/Net
OLEH: ISA ANSORI*
SELAMA beberapa hari ini kita disuguhi dengan berbagai narasi dan gagasan beberapa tokoh dan para pemimpin tentang masa depan.
Setidaknya ada dua tokoh penting yang bisa kita bandingkan gagasan dan narasinya tentang membangun masa depan.
Pertama, Anies Rasyid Baswedan. Bersama Yenny Wahid, Anies menghadiri sekaligus menjadi pembicara di ISEAS Yusof Ishak Institute Regional Outlook Forum (ROF) 2023 di Hotel Shangri-La, Singapura, Selasa, 10 Januari 2023.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini juga bertemu dengan senior di salah satu kampus di Amerika Serikat. Mereka pun saling menukar kartu nama dan berbincang.
“John Brandon, Direktur Senior di @theasiafoundation, kakak kelas di Northern Illinois University,†ujarnya.
Selain Anies Baswedan juga ada Yenny Wahid sebagai pembicara di acara tersebut yang mewakili Indonesia.
Tema tahun ini “Understanding The Drivers of Change in Disrupted World (Memahami Pendorong Perubahan Dunia Yang Terderupsi). Ada tawaran gagasan dan narasi masa depan yang diberikan.
Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai tema lintas negara terkait outlook politik negara-negara di Asia Tenggara.
“Kali ini, kami diundang untuk membicarakan Reformasi di Indonesia,†kata Anies Baswedan.
Anies mengatakan, momen tersebut memantik ingatan bangsa Indonesia pada 6 agenda Reformasi, di antaranya amandemen UUD 1945 yang menerapkan pembatasan masa jabatan pemimpin negara, otonomi daerah seluas-luasnya, dan penegakan supremasi hukum.
“Dengan segala pandangan politik yang ada saat ini, perlu dilakukan upaya dan diskusi mengenai bagaimana cara kita mengenal, memahami, dan memperbaiki hal yang menjadi isu-isu persatuan di negara,†katanya.
Hal yang sama juga kita mendapatkan sebuah gagasan masa depan tentang leadership, Islam, demokrasi dan keadilan yang disampaikan oleh Anwar Ibrahim, PM Malaysia.
Terkait tema yang dibicarakan, sebagaimana yang disarikan oleh Syahganda Naingholan, Pidato Anwar Ibrahim sangat memukau. Dalam pidatonya, beliau mampu menguraikan pikiran pikirannya pada nilai nilai agama (Islam).
Menurutnya, kepemimpinan itu harus dipertanggung jawabkan, tidak hanya dunia tapi juga kelak di hadapan Tuhan.
Baginya, pemimpin haruslah menjadi teladan. Tidak boleh seorang pemimpin menjanjikan sesuatu tapi tidak melakukannya. Oleh karenanya, beliau meyakini bahwa seluruh masalah suatu bangsa dimulai dari seorang pemimpin.
Mengutip beberapa pemikiran kontroversi Ibnu Rusyd dan Al – Ghazali, tentang †Incoherence of Philosophy “. Menurutnya pemimpin harus mengikuti proses yang benar, merujuk pada pemikiran Fukuyama tentang “Democratic Account ability†yang mengingatkan jangan melakukan pemilu secara curang.
Setidaknya dari Anies dan Anwar Ibrahim, kita mendapatkan pencerahan membangun masa depan bangsa dimulai dari memilih pemimpin yang baik. Memilih pemimpin yang baik haruslah dengan cara baik, jangan curang.
Kita harus percaya pada pilihan demokrasi, meski ini bukanlah pilihan terbaik, tapi setidaknya dengan cara demokrasi yang baik kita akan menghasilkan pemimpin yang baik.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mewujudkan apa yang menjadi janji janjinya, karena setiap yang dikerjakan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan kelak.
Narasi Anies dan Anwar bukan hanya persoalan kekuasaan, tetapi bagaimana kekuasaan itu dipertanggung jawabkan dengan jalan mewujudkan janji janji yang pernah diucapkan.
Sebagai bangsa yang menjungjung nilai nilai Ketuhanan, Indonesia butuh sosok pemimpin yang mampu menawarkan narasi dan gagasan masa depan. Misalnya akan seperti apa Indonesia kedepan.
Tawaran Anies adalah perlu melakukan upaya konstruktif bagaimana mengenal, memahami dan memperbaiki hal hal yang menjadi isu persatuan yang bertumpu pada 6 agenda Reformasi. Diantaranya amandemen UUD 1945 yang menerapkan pembatasan masa jabatan pemimpin negara, otonomi daerah seluas luasnya dan penegakan supremasi hukum.
Setidaknya dari pikiran-pikiran Anies akan menjadi sumbangsih bagi demokrasi dan keteladanan pemimpin masa depan Indonesia.
*
Penulis adalah Kolumnis dan Akademisi