Sistem pelacak drone Sky Spotter buatan Israel/Net
Kegagalan Korea Selatan menghentikan lima drone Korea Utara bulan lalu membuat Seoul tertarik untuk membeli sistem pendeteksi pesawat tak berawak (UAV) dari Israel.
Dimuat Yonhap News pada Senin (9/1), Kementerian Pertahanan Korea Selatan tengah mempertimbangkan untuk mempercepat pembelian sistem “mata listrik†atau disebut Sky Spotter milik Israel.
Menurut laporan tersebut, keputusan pembelian akan dibuat dalam beberapa minggu mendatang.
Sky Spotter dirancang oleh kontraktor pertahanan Israel, Rafael Advanced Defense Systems untuk mendeteksi dini adanya drone, balon, dan objek terbang lainnya yang membahayakan pertahanan negara.
Rencana pembelian Sky Spotter disinyalir merupakan upaya Korea Selatan untuk menutup segala celah ancaman yang dilancarkan Korea Utara.
Pada 26 Desember tahun lalu, militer Korea Selatan mendeteksi lima pesawat tak berawak dari Korea Utara yang melintasi perbatasan.
Satu drone terbang jauh ke bagian utara wilayah ibukota Seoul, yang berjarak sekitar satu jam perjalanan.
Merespon masuknya drone, militer Korea Selatan menembakkan tembakan peringatan dan meluncurkan jet tempur serta helikopter serang untuk menembak jatuh drone Korea Utara.
Kementerian pertahan menyebut helikopter serang mereka telah menembakkan 100 putaran gabungan, tetapi tidak diketahui apakah itu berhasil menjatuhkan drone atau tidak.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, salah satu drone kembali ke Korut setelah tiga jam terbang di wilayah udara Seoul, sementara sisanya menghilang dari radar militer Korea Selatan satu per satu.