Presiden Taiwan Tsai Ing-wen/Net
Taiwan dan Jerman akan memulai hubungan yang jauh lebih erat lagi. Hal itu tersirat selama pertemuan pemimpin Taiwan dengan anggota parlemen senior Jerman di Taipei, Selasa (10/1).
Keamanan kawasan menjadi pokok pembahasan kedua pihak. Presiden Tsai Ing-wen bahkan tidak ragu meminta Jerman untuk membantu menjaga "tatanan regional", menyusul dugaan militer China semakin meluncurkan ancamannya lewat latihan perang baru-baru ini di dekat Taiwan.
Tsai mengatakan, Taiwan tidak bisa berdiri sendiri. Dalam menghadapi "ekspansi otoriter", negara-negara harus berdiri bersama dan saling bahu membahu, menurutnya.
"Taiwan, Jerman, dan mitra demokrasi lainnya, mestinya bersama-sama menjaga ketertiban dan kemakmuran kawasan," kata Tsai.
Kepala Komite Pertahanan Parlementer Jerman Marie-Agnes Strack-Zimmermann menyambut pernyataan Tsai, mengatakan bahwa Taiwan dan Jerman adalah 'berteman'. Kedatangan anggota parlemen Jerman ke Taipei adalah untuk memberikan dukungan dan ikut menjaga keamanan kawasan.
Invasi Rusia ke Ukraina merupakan peringatan bagi seluruh dunia, kata Strack-Zimmermann.
"Itulah alasan mengapa kami datang ke negara Anda, ke pulau Anda yang indah, untuk mengatakan (kepada) dunia bahwa kami berdiri berdekatan sebagai negara demokratis," ujarnya.
Sejauh ini, Taiwan mendapat dukungan kuat dari mitra Barat terkait ancaman China.
Jerman sebenarnya tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Namun, Taiwan dan Jerman adalah mitra penting, di mana mereka berbagi nilai dan menikmati hubungan ekonomi, budaya, ilmiah dan akademik yang dekat dan substansial.
Taiwan adalah mitra dagang terpenting kelima Jerman di Asia. Sebaliknya, Jerman adalah mitra dagang terpenting Taiwan di Uni Eropa
Saat ini Berlin sedang mengupayakan strategi baru untuk mengurangi ketergantungannya pada Beijing. Kunjungan anggota parlemen adalah bagian dari strategi itu.
China telah menyatakan keberatannya atas kunjungan Berlin ke Taiwan.