Berita

Beberapa dari mereka yang melakukan aksi unjuk rasa membawa foto pangeran Harry yang diberi tanda silang merah/Sky News

Dunia

Akui Bunuh 25 Pejuang Taliban, Pangeran Harry Dikeroyok Warga Afghanistan

SENIN, 09 JANUARI 2023 | 11:31 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Masyarakat Afghanistan meradang atas pengakuan Pangeran Harry yang telah mengklaim membunuh 25 orang pejuang selama ia bertugas di Afghanistan.

Harry dalam buku terbarunya berjudul Spare, yang akan rilis pekan depan, mengatakan bahwa 25 orang Taliban tewas di tangannya. Ia juga  menuliskan pernyataan yang kontroversial, dengan mengatakan bahwa dia tidak menganggap puluhan orang yang ia bunuh sebagai manusia, melainkan hanya sebagai sebuah bidak yang dia ambil dari papan catur.

Menanggapi hal tersebut, warga Afghanistan, termasuk salah seorang masyarakat yang kehilangan sembilan anggota keluarganya pada serangan udara Inggris tahun 2011, melakukan aksi unjuk rasa di Provinsi Helmand, tempat Harry bertugas.


Seperti dimuat Sky News pada Senin (9/1), para pengunjuk rasa membawa poster dengan gambar pangeran Harry yang disilang merah. Mereka menyerukan agar pangeran tersebut dihukum oleh pengadilan internasional atas kematian puluhan orang yang ia telah akui dalam bukunya.

"Kami meminta komunitas internasional untuk mengadili orang ini (Pangeran Harry), dan kami harus mendapatkan kompensasi atas kerugian kami. Kami kehilangan rumah kami, hidup kami, dan anggota keluarga, kami kehilangan mata pencaharian kami dan juga orang-orang yang kami cintai," ujar salah satu kerabat korban serangan, Mullah Abdullah, dari kuburan sang ayah yang terbunuh, kepada Assosiated Press.

Selain itu, ungkapan yang ditulis oleh Pangeran Harry juga telah menyulut reaksi tajam dari salah satu pemimpin Taliban, Anas Haqqani. Dalam cuitannya di Twitter ia mengecam ucapan Pangeran, dengan mengatakan bahwa mereka yang dibunuh adalah seorang manusia, bukanlah sebuah bidak catur.

"Mr. Harry! Yang kamu bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia; mereka memiliki keluarga yang menunggu kepulangan mereka," ujarnya.

Dalam cuitannya itu ia juga menuliskan bahwa ia tidak berharap Pengadilan Pidana Internasional (ICC) akan memanggil Pangeran Harry, sebab menurutnya, mereka semua dianggap buta dan tuli dalam menanggapi kekejaman yang dialami warga Afghanistan ini.

“Tapi semoga kekejaman ini akan dikenang dalam sejarah kemanusiaan,” katanya.

Duke of Sussex ini diketahui pernah melakukan dua tur di Afghanistan selama ia berada di militer, termasuk satu tur antara 2012 dan 2013 di mana dia bertugas sebagai seorang co-pilot helikopter serang Apache penembak, yang membuat ia membunuh nyawa puluhan pejuang Taliban.

Dalam bukunya itu, ia mengaku tidak merasa puas dan bangga telah melenyapkan targetnya, namun ia juga mengatakan bahwa ia tidak malu mengakui itu.

Atas hal tersebut, seorang mantan senior militer Inggris, Kolonel Richard Kemp percaya bahwa pengakuan Harry yang buruk itu  dapat memicu serangan terhadap tentara Inggris, dan memengaruhi hubungan antara Inggris-Afghanistan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya