Berita

Penjabat Menteri Pertambangan dan Perminyakan Taliban Shahabuddin Delawar, Wakil Perdana Menteri untuk Urusan Ekonomi, Abdul Ghani Baradar dan Duta Besar China untuk Afghanistan, Wang Yu pada Kamis, 5 Januari 2022/Net

Dunia

Taliban-China Teken Kesepakatan Pengolahan Minyak

JUMAT, 06 JANUARI 2023 | 13:22 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Proyek pengolahan minyak di cekungan Amu Darya, Afghanistan utara, akhirnya berujung pada kesepakatan besar antara Taliban dengam  perusahaan China Xinjiang Central Asia Petroleum and Gas (CAPEIC) pada Kamis (5/1).

Kedua pihak melakukan penandatangan dengan diisaksikan oleh Duta Besar China untuk Afghanistan Wang Yu bersama dengan penjabat Wakil Perdana Menteri untuk Urusan Ekonomi Abdul Ghani Baradar.

Merujuk pada isi kesepakatan, Penjabat Menteri Pertambangan dan Perminyakan Taliban, Shahabuddin Delawar, mengungkapkan tiga tahun pertama kerjasama proyek ekstrasi minyak itu akan difokuskan untuk eksplorasi.


"Tiga tahun pertama adalah eksplorasi. Dalam periode ini, 4.500 kilometer persegi akan berada di bawah proyek di tiga provinsi, termasuk Sar-e-Pul, Jawzjan dan Faryab," jelasnya, seperti dimuat TOLO News.

Langkah eksplorasi tersebut diklaim Delawar akan memakan biaya lebih dari 450 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7 triliun.

Delawar mengatakan proyek yang diperkirakan mampu mengekstrasi 1.000 hingga 20.000 ton minyak perhari itu akan berjalan sesuai aturan internasional.

"Kami meminta perusahaan China untuk mengekstraksi minyak berdasarkan langkah-langkah internasional," tegasnya.

Dalam proyek ekstraksi minyak dengan China, kata Delawar, Taliban akan memiliki saham 20 persen pada periode awal, tetapi secara bertahap akan ditingkatkan menjadi 75 persen seiring dengan hasil yang didapat.

Melalui proyek kerjasama minyak tersebut, pemerintah Taliban berharap dapat menciptakan 3000 lapangan pekerjaan baru bagi warganya di tengah krisis ekonomi yang melanda negara.

Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan, investasi asing di Afghanistan hampir nol atau tidak ada sama sekali.

Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya kecaman internasional terhadap kebijakan pembatasan yang diberlakukan Taliban, terutama pada kaum wanita.

Untuk memperbaiki ekonominya yang sangat merosot, Taliban dilaporkan mati-matian mengetuk setiap pintu untuk menarik investasi asing ke Kabul.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya