Jelang perayaan Natal yang akan berlangsung pada Sabtu (7/1) di Rusia, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, meminta pasukan Moskow dan Kyiv untuk menghentikan sementara permusuhan mereka setidaknya selama dua hari.
Pesan perdamaian itu disampaikan Patriark Kirill dalam sebuah pernyataan pada Kamis (5/1).
"Kepada semua pihak yang terlibat dalam perselisihan internal, seruan untuk gencatan senjata dan menetapkan gencatan senjata Natal dari pukul 12:00 pada 6 Januari hingga 24:00 pada 7 Januari," kata Kirill, seperti dikutip dari
Reuters."Tujuan gencatan senjata adalah untuk memungkinkan umat Ortodoks menghadiri kebaktian pada Malam Natal dan Hari Natal,†lanjutnya.
Seruan serupa pernah disampaikan oleh 1.000 pemimpin agama AS yang bulan lalu menyatakan agar Ukraina dan Rusia dapat merundingkan gencatan senjata antara 24 Desember dan 19 Januari. Kesepakatan itu, menurut mereka, bahkan dapat membuka jalan bagi penyelesaian konflik secara permanen.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Ukraina banyak melakukan kampanye yang menargetkan lembaga-lembaga keagamaan yang diduga terkait dengan Moskow. Tindakan tersebut didukung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang telah mengumumkan langkah-langkah baru untuk melarang lembaga keagamaan yang dianggap memiliki hubungan dengan Rusia.
Gereja Ortodoks Rusia sejauh ini merupakan gereja terbesar dalam persekutuan Ortodoks Timur. Saat ini gereja tersebut memiliki sekitar 100 juta pengikut di dalam Rusia dan lebih banyak lagi di luar.
Karena banyak orang Ukraina berusaha melepaskan dominasi Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Gereja Ortodoks Ukraina diberikan autocephaly oleh Konstantinopel, yang mengawasi sebagian besar gereja Ortodoks modern, menyebabkan perselisihan dengan Moskow yang menganggapnya sebagai perampas kekuasaan.
Setelah agama Kristen masuk ke tanah Slavia pada abad ke-9 dan ke-10, Kyiv memiliki Metropolitanate-nya sendiri (tahta atau jabatan uskup metropolitan) tetapi berada di bawah Gereja Rusia pada tahun 1685 di bawah Tsar Peter the Great.
Penasihat kepala kantor kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, menanggapi seruan Patriark Kirill itu dengan pernyataan di Twitter, mengatakan bahwa Gereja Ortodoks Rusia bukanlah otoritas Ortodoksi di seluruh dunia.
"Pernyataan Gereja Ortodoks Rusia tentang 'gencatan senjata Natal' adalah jebakan sinis dan unsur propaganda," katanya.