Berita

Ekonom Senior Indef Faisal Basri/Net

Politik

Catatan Indef, Faisal Basri: Nilai Tambah Ekspor Indonesia Sebagian Besar Dinikmati China

JUMAT, 06 JANUARI 2023 | 00:17 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Catatan surplus neraca perdagangan Indonesia mendapat kritikan dari pakar ekonomi. Terutama, soal banyaknya hasil ekspor dengan nilai tambah tinggi yang justru tidak dinikmati Indonesia.

Ekonom Senior Indef Faisal Basri menyampaikan, rekor surplus neraca perdagangan Indonesia bukan karena ekspor yang tumbuh lebih cepat daripada impor. Tetapi, surplus itu hanya disumbang oleh beberapa komoditas terutama batubara.

"Ekspor kita yang melonjak itu lebih disebabkan oleh segelintir komoditas. Kita lihat ekspor yang meningkat sampai 77 persen tahun ini, tahun lalu 90 persen naiknya, itu batu bara," kata Faisal dalam Catatan Awal Ekonomi 2023 Indef, Kamis (5/1).

Hanya saja, kata Faisal, peningkatan neraca ekspor batubara itu hanya dinikmati 11 orang atau grup penambang batubara saja.

Walau tidak merinci siapa saja 11 orang atau grup tersebut, Faisal menegaskan hal tersebut merupakan praktik politik. Menurutnya, grup-grup besar penambang batubara banyak menaruh keuntungan hasil ekspor di luar negeri sehingga mata uang rupiah tak kunjung menguat.

Komoditas kedua adalah crude palm oil (CPO). Dipaparkan Faisal dengan menggunakan data badan pusat statistik (BPS), ekspor CPO Indonesia tumbuh 58,5 persen tahun lalu dan naik 8,3 persen per Oktober 2022.

Ketiga, Faisal menyinggung soal komoditas ekspor yang dibangga-banggakan oleh Pemerintah Indonesia, yakni besi dan baja. Keduanya tumbuh 92,9 persen pada 2021 dan mencapai 39,5 persen per Oktober 2022.

"Tapi jangan bayangkan kita mengekspor besi dan baja. Ini yang nilai tambahnya relatif tinggi ini dinikmati oleh hampir semua perusahaan smelter China. 22 dari 23 smelter nikel ini adalah China," terangnya.

Secara total, kata Faisal lagi, tiga komoditas tersebut menyumbang 42,5 persen dari total ekspor non-migas. Bagi dia, surplus neraca perdagangan Indonesia sangat terkonsentrasi dengan tiga komoditas itu.

"Di lain sisi, industri ketiga komoditas tersebut sedikit," katanya.

Faisal tegas menyinggung cengkeraman China di perekonomian Indonesia. Ia bahkan mengkritik keras konsep hilirisasi bahan mentah ala Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Petik jual, tebang jual, keruk jual, kan nilai tambahnya kecil, tapi solusinya hilirisasi yang ngawur itu. Hilirisasi mendukung industrialisasi di China, itu yang terjadi pada nikel," tandasnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya