Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Pemikiran Denny JA: Politik, Agama, dan Sastra  

SELASA, 03 JANUARI 2023 | 00:13 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Sembilan buku yang berisi pemikiran Denny JA, dipilih sejumlah komunitas dalam rangka menyambut hari ulang tahun ke 60 pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA itu.

Soal hal tersebut, Denny JA yang aktif menuangkan gagasan dalam tulisan sejak menjadi aktivis mahasiswa dan penulis pada tahun 1980-an, mengaku sangat senang karena pada 60 tahun usianya dirayakan oleh komunitas-komunitas dengan publikasi dunia pemikirannya.

"Saya memang selalu tersentuh dengan gagasan besar yang menentukan bulat lonjong hidup manusia di dunia politik, agama dan sastra," ujar Denny JA dalam keterangannya, Senin (2/1).

Diakui Denny JA, ada beberapa hal yang menjadi inspirasi dari pemikirannya di bidang politik, agama dan sastra, yang kemudian dituangkan dalam buku.

“Di bidang politik ekonomi, saya selalu merujuk kepada negara di Skandinavia. Begitu banyak cara mengukur pembangunan yang berhasil, melalui Human Development Index atau World Happiness Index," katanya.

"Negara di Skandinavia, seperti Norwegia, Denmark dan Swedia selalu unggul membuat warga negaranya lebih bahagia dan hidup berkualitas," sambungnya.

Hal itu, dijelaskan dia, karena negara-negara Skandinavia mengembangkan sistem negara kesejahteraan yang mengkombinasikan kemakmuran, kebebasan, dan peran pemerintah yang besar untuk menyediakan program kesejahteraan bagi rakyat kecil.

Menurutnya, penting bagi Indonesia menentukan arah sistem ekonomi politiknya sendiri. Indonesia dengan Pancasila perlu diarahkan menuju negara kesejahteraan ala Indonesia, yang merupakan modifikasi dari model Skandinavia.

Sementara itu di bidang agama, kata Denny lagi, dia membawa pendekatan baru studi agama di Indonesia melalui pendekatakan kuantitatif. Sehingga ada ukuran untuk membandingkan kehidupan agama dan kemajuan masyarakat.

"Data menujukkan semakin miskin sebuah negara semakin agama dianggap penting. Semakin kaya sebuah negara semakin agama tak lagi menjadi rujukan kebijakan publik," jelasnya.

Denny mengkritik dua tendensi ekstrem dunia agama, yakni pendekatan tekstual yang menjadikan agama sejenis kontitusi ruang publik dan pendekatan yang sama sekali mengabaikan harta karun agama. Bagi dia, sudah saatnya agama didekati sebagai kekayaan kultural milik bersama.

"Tak semua agama kita yakini tentu saja. Tapi agama yang tak kita yakini dapat diperlakukan sebagaimana layaknya kita menghayati sastra," jelasnya.

Sementara di bidang sastra, Denny juga merujuk hasil riset yang menyebut bahwa mereka yang banyak membaca sastra, atau film dengan nuansa sastrawi akan lebih kuat solidaritas dan sensitivitas sosialnya.

Denny melihat data bahwa buku sastra, terutama buku puisi semakin tidak dibaca. Penyebabnya bukan karena publik meninggalkan puisi, tapi puisi yang meninggalkan publik.

Karena itulah  Denny bersama komunitasnya mengembangkan genre baru yakni puisi esai. Genre ini hadir dengan membawa semangat agar puisi kembali ke tengah gelanggang.

"Puisi esai merekam peristiwa sosial yang difiksikan. Kini komunitas puisi esai sudah meluas ke wilayah ASEAN," pungkasnya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya