Berita

Ilustrasi/net

Dunia

Kekurangan Staf Perempuan, PBB Terpaksa Hentikan Beberapa Program Kemanusiaan di Afghanistan

KAMIS, 29 DESEMBER 2022 | 10:19 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Beberapa program bantuan kemanusiaan PBB di Afghanistan terpaksa dihentikan sementara, menyusul larangan pekerja perempuan oleh Taliban.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths, kepala badan-badan PBB, dan beberapa kelompok bantuan, dalam pernyataan bersama mengatakan penghentian  dilakukan karena kekurangan staf perempuan untuk menjalankan program.

"Beberapa program yang mendesak harus dihentikan sementara karena kekurangan staf perempuan," bunyi pernyataan PBB, seperti dimuat Reuters pada Rabu (28/12).


PBB juga mendesak pembatalan larangan bekerja, sebab itu akan berdampak pada ancaman kemanusiaan yang lebih besar di Afghanistan.

"Melarang perempuan dari pekerjaan kemanusiaan memiliki konsekuensi yang mengancam jiwa bagi semua warga Afghanistan," tegasnya.

"Kami tidak dapat memberikan bantuan kemanusiaan yang berprinsip tanpa pekerja bantuan perempuan," tambah pernyataan itu.

Menurut PBB, larangan pekerja bantuan perempuan dilakukan saat lebih dari 28 juta orang di Afghanistan membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup di tengah kelaparan, penurunan ekonomi, kemiskinan yang mengakar dan musim dingin yang brutal.

Larangan pekerja bantuan wanita diumumkan oleh Taliban sejak akhir pekan lalu, bersamaan dengan pemberlakuan larangan bagi wanita untuk mengakses universitas.

Aturan tersebut banyak memperoleh kecaman dan protes dari dalam maupun luar negeri.

Dalam sebuah pernyataan bersama, UNICEF, Program Pangan Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, Program Pembangunan PBB, dan UNHCR, mengkritik banyaknya pembatasan bagi perempuan dalam kebijakan Taliban.

"Tidak ada negara yang dapat melarang setengah dari populasinya untuk berkontribusi kepada masyarakat," kata pernyataan itu.

Badan-badan PBB dan kelompok bantuan termasuk World Vision International, CARE International, Save the Children U.S., Mercy Corps dan InterAction lebih dulu menghentikan operasi kemanusiaanya di Afghanistan sebagai bentuk protes atas larangan staf perempuan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya