Berita

Konsolidasi Demokrasi Aktivis 98 (KDA 98)/RMOL

Politik

Aktivis 98 Mulai Was-was, Upaya Tunda Pemilu Lewat Isu Pelecehan Ketua KPU

RABU, 28 DESEMBER 2022 | 23:08 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kekhawatiran publik soal pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 benar-benar ditunda makin menguat. Sebab, sejumlah aktivis 98 sudah mulai was-was karena melihat sejumlah isu dimunculkan untuk mendelegitimasi pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan ini.

Salah satu kelompok yang menduga hal tersebut adalah Konsolidasi Demokrasi Aktivis 98 (KDA 98), yang memperkirakan isu dugaan pelecehan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asyari, terhadap Ketua Umum Partai Republik Satu, Hasnaeni Moein, sengaja dimainkan untuk penundaan pemilu.

Juru Bicara KDA 98, Agung Wibowo Hadi mengatakan, pihaknya curiga isu dugaan pelecehan seksual yang dimunculkan Farhat Abbas yang mengaku sebagai pengacara Hasnaeni adalah bagian dari desain atau skenario kekuasaaan.


"Kami melihat bahwa apa yang dilakukan H dan pengacaranya ini menurut kami adalah indikasi sebuah pendelegitimasian, merusak tatanan demokrasi dan tahapan-tahapan (pemilu) yang telah disepakati dan saat ini sedang berjalan," ujar Agung dalam jumpa pers di biangan Jakarta Pusat, Rabu (28/12).

Karenanya, ia mendorong agar isu dugaan pelecehan seksual yang mencoreng marwah lembaga penyelengara pemilu dapat diselidiki dan ditindaklanjuti oleh para penegak hukum secara transparan.

"Ini kan harus diselesaikan, karena kalau tidak ini menjadi sebuah preseden buruk bagi penyelenggara (Pemilu) terutama KPU RI sendiri," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota KDA 98, Firman Tendry Masegi menduga isu pelecehan dilakukan Ketua KPU RI Hasyim Asyari adalah untuk menjadikan jabatan Presiden Joko Widodo menjadi 3 periode.

"Hancurnya legitimasi KPU memungkinkan bagi kekuasaan untuk memperpanjang jabatanya," ucapnya ketus.

Di samping itu, Tendry juga melihat ada upaya-upaya tersistematis dilakukan oleh penguasa untuk bisa langgeng berkuasa.

"Ini sangat berbahaya bila terjadi. Ini jauh dari semangat kami sebagai aktivis yang telah duduk bersama-sama yang telah berusaha merontokan pemerintahan desportis dan otoritarian orde baru," demikian Tendry menambahkan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya