Berita

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama Presiden Joko Widodo dalam satu kesempatan/Net

Politik

Jika Menterinya Direshuffle, Nasdem Pasti jadi Partai Oposisi

SELASA, 27 DESEMBER 2022 | 00:30 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Wacana kocok ulang kabinet alias reshuffle kembali mengemuka menjelang pergantian tahun 2022 ke 2023. Salah satu partai yang diisukan bakal didepak dari kabinet Presiden Jokowi ialah Partai Nasdem.

Direktur eksekutif dari Indonesia Political Institute Karyono Wibowo menuturkan, jika Nasdem terdepak maka tidak menutup kemungkinan Surya Paloh sebagai Ketua Umum bakal memberikan perlawanan dengan memposisikan Nasdem sebagai oposisi bersama dua partai lain yaitu Demokrat dan PKS.

“Tentu saja, Nasdem akan berubah menjadi partai oposisi terhadap pemerintah,” kata Karyono saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/12).

Menurutnya, dengan menjadi oposisi pemerintah, Nasdem akan mengalami sejumlah cobaan, terutama akan semakin terlihat ketika telah menyatakan mengusung Anies Baswedan sebagai capres mendatang. Nasdem mengalami turbulensi politik.

"Jika itu terjadi, perlu dikaji apakah akan menaikkan elektabilitas Nasdem? Tapi faktanya, pasca deklarasi Anies justru di internal Nasdem terjadi turbulensi meskipun Surya Paloh berusaha untuk mengendalikan perbedaan pandangan politik yang terjadi di internal,” katanya.

Dia menambahkan posisi Nasdem serba salah paska mengumumkan Anies Baswedan menjadi calon presiden pilihannya.

"Posisi Nasdem bagai buah simalakama. Pasca deklarasi Anies sebagai capres, justru berdampak buruk. Sejumlah hasil survei menunjukkan elektabilitas Nasdem menurun, tidak berbanding lurus dengan kenaikan elektabilitas Anies,” ucapnya.

"Kondisi tersebut membuat posisi Nasdem berada dalam posisi dilematis. Salah faktor penyebabnya karena ada korelasi antara preferensi pemilih Nasdem dengan figur calon presiden,” imbuhnya,

Karyono menuturkan Presiden Joko Widodo akan mengambil calon menterinya dari luar partai politik koalisi pemerintah jika terjadi reshuffle.

"Menurut saya, ada kemungkinan presiden berusaha memasukkan partai di luar pemerintahan untuk membangun keseimbangan kekuatan (balance of power). Kesimbangan kekuatan diperlukan untuk menjaga stabilitas politik dan untuk mencapai tujuan politik ke depan,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya