Berita

Dunia

PBB Desak Negara di Asia Selatan Selamatkan Ratusan Pengungsi Terapung di Laut Andaman

SABTU, 24 DESEMBER 2022 | 15:37 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ratusan pengungsi dilaporkan tengah terombang ambing di Laut Andaman dan Teluk Benggala dalam kondisi yang memprihatinakan dan berada diambang kematian jika tidak segera diselamatkan.

"Sekitar 190 orang berada di ambang kematian di laut, terapung-apung di antara Laut Andaman dan Teluk Benggala.  Mereka berisiko tanpa makanan dan air yang memadai jika mereka tidak segera diselamatkan dan diturunkan. Menyelamatkan nyawa harus menjadi prioritas,” cuit badan pengungsi PBB (UNHCR) Asia-Pasifik, seperti dimuat ANI News.

Merespon hal tersebut, Direktur UNHCR untuk Asia dan Pasifik, Indrika Ratwatte, pada Jumat (23/12), mendesak negara-negara di Asia Selatan untuk segera melakukan proses penyelematan pada migran yang putus asa tersebut.

"Kita perlu melihat negara-negara di kawasan ini membantu menyelamatkan nyawa dan tidak membiarkan orang mati,” tegas Indrika.

Menurut UN News, ratusan pengungsi telah berada di laut dalam kondisi yang memprihatinkan selama sebulan, kekurangan makanan atau air yang cukup, dan tidak ada upaya dari negara mana pun di wilayah tersebut untuk membantu.

Di antara pengungsi, terdapat banyak wanita dan anak-anak dan hingga kini dilaporkan 20 orang telah meninggal dunia di kapal yang tidak layak berlayar tersebut.

Sejak laporan pertama tentang kapal pengungsi yang terlihat di perairan Thailand, UNHCR telah menerima banyak informasi yang menyebutkan jika kapal migran ada di dekat Indonesia dan kemudian di lepas pantai Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.  

UNHCR telah berulang kali meminta semua negara di kawasan itu untuk menjadikan penyelamatan nyawa sebagai prioritas dan meminta pusat penyelamatan laut India awal pekan ini untuk mengizinkan pendaratan.

Dua minggu lalu, sebuah kapal perusahaan minyak Vietnam dalam perjalanan ke Myanmar menyelamatkan satu kapal yang tenggelam dengan 154 pengungsi Rohingya di dalamnya.

Namun karena dekat dengan Myanmar, kapal Vietnam menyerahkan pengungsi ke otoritas setempat, yang memunculkan banyak kekhawatiran akan keselamatan hidup mereka.

Akhir pekan lalu, Angkatan Laut Sri Lanka menyelamatkan kapal pukat ketiga yang dalam kesulitan, membawa 104 orang Rohingya, termasuk banyak anak-anak dan beberapa tanpa pendamping.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya