Berita

Rancangan Helikopter Penyapu Ranjau Korea Selatan/Net

Dunia

Lindungi Jalur Pelayaran Maritim, Korsel Kembangkan Helikopter Penyapu Ranjau Buatan Lokal

SABTU, 24 DESEMBER 2022 | 13:19 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam upaya melindungi stabilitas dan kemanan jalur pelayaran maritim, Korea Selatan berencana memulai produksi helikopter penyapu ranjau buatan dalam negeri yang diperkirakan rampung pada 2026 mendatang.

Proyek itu resmi ditandatangani oleh Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dan Korea Aerospace Industries (KAI) pada Jumat (23/12).

Dengan kesepakatan senilai 347,7 miliar won atau setara Rp 4,2 triliun,  prototipe dari Helikopter Penyapu Ranjau akan diproduksi dalam waktu 47 bulan.


Pihak DAPA dalam sebuah pernyataan mengatakan Helikopter tersebut akan meningkatkan operasi countermine Angkatan Laut Korea dan menghilangkan ranjau bawah air untuk melindungi jalur pelayaran maritim.

"Angkatan Laut akan dapat melakukan operasi anti-ranjau multidimensi yang cepat," ujarnya seperti dimuat The Defense Post.

Menurut DAPA, upaya pembuatan Helikopter sangatlah penting, mengingat 99 persen impor dan ekspor Korea diangkut melalui perdagangan maritim.

Untuk itu, melalui proyek terbaru tersebut, DAPA berharap Helikopter yang akan menggunakan sistem dan perangkat lunak avionik itu dapat menjalankan misi penyapuan ranjau udara tingkat lanjut sambil meminimalkan risiko.

Sementara itu, pihak KAI juga berharap dapat memaksimalkan fungsi produk baru yang akan mereka kerjakan.

“Kami mengharapkan interoperabilitas tingkat tinggi, serta peningkatan tingkat operasi dan pengurangan biaya operasi dan pemeliharaan,” kata seorang pejabat KAI.

Helikopter penyapu ranjau Korea akan didasarkan pada pesawat amfibi Korps Marinir KAI, Marineon.

Perusahaan kedirgantaraan itu juga berencana untuk mengintegrasikan peralatan pencari ranjau laser, kendaraan pencari ranjau swadaya bawah air, dan peralatan pembersihan ranjau tak berawak untuk mencari, mengidentifikasi, dan membersihkan ranjau secara efisien.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya