Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Bikin Daftar "Buku Eksekusi", Hacker Ukraina Mulai Kumpulkan Data Digital Tentara Rusia

KAMIS, 22 DESEMBER 2022 | 14:36 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sekelompok hacker dan tentara IT Ukraina dikerahkan untuk membuat "Buku Eksekusi" berisi daftar tentara Rusia yang diduga melakukan kejahatan dan pembunuhan terhadap warga Kyiv.

Laporan itu dikonfirmasi langsung oleh Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov pada Rabu (21/12), dengan mengatakan saat ini tim peretas tengah melakukan pengumpulan data digital yang nantinya akan menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan di medan perang.

"Tujuannya adalah agar semua orang bisa mengerti siapa yang memasuki Ukraina dan membunuh orang Ukraina," ujarnya seperti dimuat Bloomberg.


Fedorov menjelaskan bagaimana teknologi dan kecerdasan buatan yang dimiliki Ukraina dapat mengidentifikasi kejahatan setiap personel Rusia.

“Teknologi modern membantu kami mengidentifikasi kejahatan perang Rusia, seperti pengenalan wajah oleh kecerdasan buatan yang menerjemahkan informasi dari kamera publik,” jelasnya.

Sejauh ini, kata Ferodov, tentara hacker Ukraina telah berhasil melancarkan beberapa serangan siber kepada Rusia.

Salah satunya ialah gangguan siber pada RuTube, sebuah platform video Rusia yang dimiliki oleh perusahaan yang berafiliasi dengan monopoli ekspor gas di negara itu selama seminggu.

“IT Army bahkan berhasil meretas lencana karyawan RuTube sehingga mereka tidak bisa masuk ke dalam perusahaan,” kata Fedorov.

Selain itu, Ferodov juga mengklaim para hacker sedang gencar-gencarnya menyusupkan berita kebenaran tentang perang untuk mempengaruhi warga Rusia dan menurunkan dukungan mereka pada Presiden Vladimir Putin.

“Untuk Ukraina, sangat penting untuk menyampaikan kebenaran kepada Rusia, untuk melawan propaganda. Kita perlu merusak dukungan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan mereka yang mendukung perang," tegasnya.

Pernyataan Fedorov muncul setelah tersangka peretas yang disponsori negara Rusia melakukan serangan siber  terhadap infrastruktur Ukraina, bahkan sebelum invasi dimulai pada 24 Februari lalu.

Insiden itu ditujukan untuk melumpuhkan bank dan situs web pemerintah dan kemungkinan membutuhkan waktu antara enam bulan dan satu tahun untuk mempersiapkannya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya