Berita

Dunia

Covid-19 Kembali Kepung China, Ahli Epidemiologi Khawatirkan 60 Persen Penduduk Bakal Terinfeksi selama 90 Hari ke Depan

RABU, 21 DESEMBER 2022 | 15:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

  China lagi-lagi  terkepung dengan wabah Covid-19 setelah tiga tahun lamanya berjuang menangani pandemi virus tersebut.  Kasus-kasus baru bermunculan, memicu kekhawatiran bahwa negara itu akan mengalami krisis kesehatan yang mengerikan.

Krematorium Dongjiao Beijing, di ujung timur ibu kota China, telah mengalami lonjakan permintaan kremasi dan layanan penguburan lainnya, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ).

"Sejak pembatasan Covid dibuka kembali, kami sudah kewalahan dengan pekerjaan," kata seorang wanita di sebuah klinik.


Wanita itu mengatakan Krematorium Dongjiao, yang dioperasikan oleh pemerintah dan  yang telah ditunjuk oleh Komisi Kesehatan Nasional untuk menangani kasus-kasus positif Covid, menerima lebih banyak jenazah dari biasanya sehingga terpaksa kremasi dilakukan pada dini hari dan tengah malam demi mengatur antrian.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, jenazah yang didiagnosis positif Covid atau diduga positif Covid harus segera dikremasi di tungku khusus, tanpa pembalut jenazah atau upacara peringatan.

Peningkatan beban kerja juga berdampak pada kesehatan staf krematorium. Beberapa di antaranya mengalami demam dan terinfeksi virus yang menyebar cepat dalam beberapa hari terakhir.

China menghentikan pembatasan Covid-19 setelah serangkaian aksi demonstrasi mewarnai negara itu. Masyarakat menentang kebijakan nol Covid, yang selama ini diterapkan China sejak pertama kali pandemi virus corona menyebar di negara itu.

Penghentikan pembatasan berdampak buruk dengan angka-angka kasus baru bermunculan lagi. China telah menjaid negara yang kembali ke dalam wabah di mana negara-negara lain telah bebas dari Covid.

"Setelah pelonggaran pembatasan Covid-19, China mengalami lonjakan besar dalam kasus virus corona. Rumah sakit benar-benar kewalahan di China," kata Eric Feigl-Ding, seorang ahli epidemiologi dan ekonom kesehatan.

Ia memperkirakan bahwa lebih dari 60 persen dari penduduk China dan 10 persen dari populasi Bumi, kemungkinan besar akan terinfeksi selama 90 hari ke depan dengan kemungkinan kematian mencapai jutaan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya