Berita

Militer Myanmar/Net

Dunia

Di Bawah Junta Militer, Myanmar Masuk Jebakan Utang China

MINGGU, 18 DESEMBER 2022 | 17:00 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Myanmar tampaknya berada dalam daftar target jebakan utang China. Terlebih dengan isolasi diplomatik usai kudeta militer, Myanmar tidak punya pilihan selain bekerja sama dengan Beijing.

Sebuah organisasi berita multimedia Burma, Mizzima News menyebut China telah memanfaatkan situasi Myanmar yang menghadapi banyak sanksi untuk mengincar sumber daya alamnya.

China melangkah ke Myanmar setelah kudeta militer yang menyebabkan krisis politik dan ekonomi, bersamaan dengan kemiskinan dan tingginya tingkat pengangguran.


Para jenderal Myanmar dinilai telah menukar sumber daya alam, termasuk gas, kayu, giok, dan tembaga, untuk dukungan diplomatik dan investasi dari China. Akibatnya, China memperoleh ladang gas dan lahan besar-besaran untuk pelabuhan Kyaukpyu dan Zona Ekonomi Khusus (SEZ) di Negara Bagian Rakhine secara gratis.

Dalam tulisannya, Mizzima News menyebut "Sosialisme dengan karakteristik China" sebagai "Kapitalisme dengan karakteristik sosialis", di mana telah terjadi pemaksimalan keuntungan, meski harus mengabaikan HAM.

China telah mempromosikan Belt and Road Initiative (BRI) melalui Myanmar untuk membantu menegaskan dominasi ekonomi dan militer di Samudera Hindia.

Di samping ada juga Koridor Ekonomi China-Myanmar (CMEC) yang telah mencengkeram Myanmar. Di bawah proyek tersebut, sebuah koridor transportasi yang terdiri dari jalan, rel kereta api, dan zona ekonomi khusus dari Kunming di provinsi Yunnan China hingga pantai barat Myanmar. Ini termasuk pelabuhan laut dalam sebagai bagian dari BRI di Kyaukphyu, di mana junta memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.

China baru-baru ini mampu membangun rute pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Teluk Beibu yang baru di Provinsi Guangxi di Laut China Selatan ke Yangon.

Bersamaan dengan itu China juga menekankan pembangunan kawasan industri di perbatasan negara bagian Shan dan negara bagian Kachin. Dan rute ini sangat penting karena merupakan satu-satunya jalan menuju 80 persen impor minyak dan gas di negara tersebut dan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan Angkatan Laut China di wilayah tersebut.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya