Berita

Pakar ekonomi senior Indef Muhammad Nawir Messi/RMOL

Politik

Pertanyakan Efektivitas Kendaraan Listrik, Nawir Messi: Listrik Ini Dari Apa?

RABU, 14 DESEMBER 2022 | 16:14 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kampanye energi hijau yang dilakukan pemerintah dengan langkah peralihan kendaraan berbahan bakar energi fosil menjadi listrik, masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi dan ahli.

Salah satu yang mengkritisi ha itu, adalah pakar ekonomi senior Indef Muhammad Nawir Messi. Dia mempertanyakan asal usul energi listrik di Indonesia yang akan dipakai menjalankan mobil hijau alias green car.

“Salah satu kritik saya terhadap kendaraan listrik adalah itu dianggap sebagai kendaraan hijau, ramah lingkungan. Listrik ini dari apa?" kata Nawir Messi dalam acara Indef School of Political Economy bertemakan Kebijakan Moneter Global dan Nasional di Tengah Resesi, ITS Tower, Pasar Minggu, Rabu (14/12).


"Kalau misalnya batu bara, jadi konteks apa listrik itu? Ya sama aja dong,” imbuhnya.

Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, kata Nawir, seperti Tesla penjualan mobil listrik dengan paket solar panel sebagai subsidinya. Namun, untuk di Indonesia hal semacam ini akan sulit untuk diberlakukan.

Subsidi solar panel, sambungnya, akan lebih memaksimalkan target energi hijau daripada mensubsidi pembelian unit kendaraan listrik itu sendiri.

“Jadi anda membeli ini (Tesla) mereka akan memasangkan anda itu (solar panel) kalau anda gak punya. Mereka bener-bener green oriented," terangnya.

Pada sisi lain, dia tetap mendukung dengan upaya pemerintah dalam menekan konsumsi energi fosil di di Indonesia.

“Itu sangat bagus banget, ada pengurangan secara perlahan ketergantungan terhadap tenaga fosil, listrik fosil, yang at the end akan fit dengan tujuan kita untuk mendorong industri kendaraan listrik dalam rangka mengurangi emisi,” katanya.

Nawir Messi juga mengingatkan, pemerintah juga harus memastikan infrastruktur untuk kendaraan listrik di Indonesia dicukupi agar masyarakat lebih tertarik beralih pada mobil listrik.

“kalau di Eropa kan di mana-mana ada charger disediakan stasiun charger. Harus paralel ya menyediakan infrastruktur dengan insentifnya. Infrastrukturnya juga harus ditinjau,” pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya