Berita

Ekonom senior Indef, Ir Muhammad Nawir Messi (kanan)/RMOL

Politik

Ekonom: Dalam Situasi Global Saat Ini Investor Mikir Panjang untuk Investasi Jangka Pendek

RABU, 14 DESEMBER 2022 | 15:25 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ada beberapa hal yang membuat para pebisnis berpikir panjang untuk melakukan investasi jangka pendek 1-2 tahun. Dua di antaranya adalah high interest rate dan kelangkaan dana di pasar ruang global.

Demikian disampaikan ekonom senior Indef, Ir Muhammad Nawir Messi, dalam acara Indef School of Political Economy bertemakan "Kebijakan Moneter Global dan Nasional di Tengah Resesi", yang digelar di ITS Tower, Pasar Minggu, Rabu (14/12).

Nawir menyampaikan, saat ini krisis global telah membentuk persepsi baru bagi para pebisnis untuk berpikir ulang dalam menginvestasikan uangnya.


"Terlepas dari IKN bukan IKN, di era di mana high interest rate, kelangkaan dana di pasar ruang global, itu mengubah bisnis model. Tidak bisa lagi pebisnis investor itu mencari investasi yang jangka pendek, setahun dua tahun duitnya balik, jadi kita bicara tentang restructing bussiness ke depan yang longterm,” kata Nawir.

Nawir menambahkan, zaman dulu para pebisnis bisa memprediksikan keuntungannya dalam melakukan investasi. Namun saat ini, suku bunga dunia sedang melemah dan untuk menarik profit sangat kecil.

"Karena kenapa? Karena high interest rate, jadi kalau dulu orang masih bisa punya positive margin ketika mereka suku bunga misalnya 8 persen kemudian bisa narik profit bisa 15 persen 25 persen selisihnya, itu masih bisa jangka pendek. Sekarang enggak bisa, dengan situasi global sekarang,” paparnya.

Nawir menegaskan, pemaparannya ini untuk semua bidang, tidak tentang IKN saja. Dalam situasi global seperti sekarang ini, lanjurnya, investor akan berpikir panjang, karena ketidakpastian pasar uang dan ketidakpastian global saat ini.

Tapi secara umum, Nawir bisa menyebut kalau tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana suku bunga rendah, uang di pasar global melimpah. Saat ini terjadi kelangkaan kapital.

"Coba baca deh di The Economist yang terbaru terbit lalu, scared capital modal yang langka high interest rate itu membuat bisnis harus membangun rules baru buat bisnis-bisnisnya sendiri,” jelasnya.

"Mereka harus melakukkan adjustment yang sangat berbeda dengab tahun-tahun sebelumnya di mana suku bunga relatif rendah, uang melimpah. Sekarang ini duit susah. Ya itu tadi saya sampaikan, duit itu lari ke Amerika, jadi situasi yang agak rumit menurut saya,” demikian Nawir.

Populer

UPDATE