Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS) Arman Salam/RMOL
Menghadapi pemilihan umum (pemilu) tahun 2024, paket pasangan koalisi pendukung presiden yang bermunculan bisa disebut koalisi yang cair.
Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS) Arman Salam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (14/12).
Menurut Arman ada alasan yang beragam. Pertama, semua partai hakekatnya ingin masuk pada gerbong kemenangan. Tujuannya, supaya bisa ikut merasakan kekuasaan.
Kata Arman, yang paling realistis dan terukur adalah hasil survei menjelang pemilihan.
"Maka menjadi masuk akal jika partai akan mengayun dalam menjatuhkan pilihan calon presiden secara definitif," demikian kata Arman.
Alasan kedua, ulas Arman, adalah urusan kepentingan jangka pendek, mulai dari urusan duit sampai kepentingan membangun jaringan partai sampai tingkat grassroot.
Alasan ketiga, adalah ego partai yang ngotot menyodorkan pasangan untuk ditandemkan pada calon primadona.
"Dan yang terakhir kekuatan eksternal partai yang punya kepentingan," jelas Arman.
Analisa Arman, empat hal itulah yang membuat koalisi saat ini belum ada yang solid.
Prediksi Arman, berbagai macam cara akan dilakukan partai agar masalah itu bisa terkapitalisasi dan semua bermuara pada keuntungan partai.
"Hal ini yang membuat publik bingung belum lagi dengan prilaku atau treatment dan manuver dari semua partai," demikian Arman menekankan.
Arman pun menyarankan kepada seluruh partai bahwa saat ini kecerdasan politik masyarakat dituntut untuk melahirkan kepemimpinan yang prima.
Ia membayangkan, ika semua tokoh yang merupakan stakeholder dalam proses pergantian kepemimpinan nasional ini dapat duduk bersama dan berfikir jernih untuk kebaikan bangsa.
"Harusnya ini bukan hal yang sulit dan bisa diwujudkan dalam kerangka kebaikan bersama," pungkasnya.