Berita

Tokoh nasional Dr Rizal Ramli menyoroti pemerintahan Presiden Joko Widodo yang terasa seperti monarki ketimbang negara Republik/Ist

Politik

Kritik Rakyat Dibatasi, Rizal Ramli: Republik Indonesia Sistemnya Kok Serasa Kerajaan?

MINGGU, 11 DESEMBER 2022 | 00:58 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Indonesia sejatinya adalah negara Republik. Tapi, pada kenyataannya sistem yang berjalan di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) serasa menganut sistem monarki alias kerajaan.

Seperti disampaikan tokoh nasional, Dr Rizal Ramli, sistem monarki dianut pemerintahan berbentuk kerajaan, di mana kekuasaan tertinggi dipegang penuh oleh Raja.

Nah, menurut tokoh yang karib disapa RR ini, dalam  praktiknya, sistem pemerintahan Republik Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi semakin banyak persamaan dengan monarki.

"Misal, dalam sistem monarki, pemimpin berkuasa nyaris penuh karena tidak ada batasan hukum yang membatasinya. Pemimpin juga memiliki kekuasaan yang tidak terbatas karena lembaga legislatif dan judikatif semakin manut kepada eksekutif. Seluruh perkataan serta perintahnya harus selalu dituruti oleh semua rakyat, dan rakyat pun tak boleh melontarkan kritik," kata RR dalam acara peringatan hari HAM di Kampus Trilogi, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (10/12).

"Nah, itulah beberapa persamaan yang terjadi di Indonesia sekarang ini,"  tegasnya.

Terlebih lagi, sambung RR, Pasal 218 dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang baru disahkan DPR beberapa hari lalu menyiratkan bahwa masyarakat yang menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri presiden dan wakil presiden bisa dipidana hingga 3 tahun.

"Bisa saja nanti mengkritik lalu ditafsirkan menyerang kehormatan presiden. Karena definisi menyerang kehormatan dan martabat presiden masih sangat karet,” tukas mantan anggota Tim Panel PBB bersama tiga peraih Nobel ini.

Padahal di dalam negara Republik, menganut sistem demokrasi. Dengan demikian, kritik menjadi hal penting sebagai bagian dari kebebasan berekspresi yang bersifat konstruktif

"Presiden dan pejabat negara itu kan diangkat oleh rakyat dan  untuk melayani rakyat. Jadi kalau menerima kritik, perbedaan pendapat, adalah sebuah konsekuensi dari jabatan," tuturnya.

Lebih lanjut, RR menjelaskan persamaan pemerintahan Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi dengan sistem monarki, yaitu masa kekuasaan yang seolah tak cukup hanya  dua periode.

"Memang, Jokowi tak mengucapkan langsung ingin berkuasa lebih dari dua periode. Namun, pernyataan Ketua MPR dan Ketua DPD yang menginginkan Jokowi berkuasa lebih dari dua periode patut dicurigai bagian dari manuver politik Jokowi itu sendiri, karena tak ada tanggapan dari Jokowi," terangnya.  

Sejatinya, kata RR, Ketua DPD LaNyalla Mattalitti dan Ketua MPR Bambang Soesatyo sebagai pimpinan legislatif dapat memahami konstitusi UUD 1945, Pasal 22E Ayat (1) bahwa Pemilu harus dilaksanakan setiap lima tahun sekali.

"Saya kira semua anggota dan pimpinan legislatif tahu dan paham konstitusi. Kalau mereka sampai mengkampanyekan perpanjangan masa jabatan presiden berarti patut dicurigai adanya upaya untuk melakukan kudeta konstitusi,” jelas RR.

Tak hanya itu, RR juga menyoroti persamaan lain dari monarki, di mana anak dan menantu Jokowi yang kini menjadi penguasa, Gibran Rakabuming Raka sebagai Walikota Surakarta dan Muhammad Bobby Afif Nasution sebagai Walikota Medan.
 
"Jokowi seolah ingin mengubah Republik Indonesia menjadi kerajaan. Awalnya, anak dan menantunya jadi walikota. Bisa jadi nanti diarahkan jadi Gubernur,” sebut RR.  

"Selain Jokowi, kita juga bisa lihat di legislatif, dari 575 anggota DPR, 200 lebih masuk melalui nepotisme," tandas RR.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Sri Mulyani Cuma Senyum Saat Ditanya Isu Mundur

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:35

Guru Besar Unhas Marthen Napang Divonis 1 Tahun Penjara

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:25

Tolak Wacana Reposisi Polri, GPK: Ini Pengkhiatan Reformasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:19

Skema Kopdes Merah Putih Logistik Kawinkan Program Tol Laut

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:17

Klarifikasi UI: Bahlil Belum Lulus!

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:59

Danantara Tepis Resesi, IHSG Kampiun Asia

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:47

Biadab, Mantan Kapolres Ngada Bayar Rp3 Juta Buat Cabuli Bocah

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:23

Prabowo-Sri Mulyani Bukber

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:17

Menag: Tambah Kuota Haji Gampang, Masalahnya Kita Siap Enggak?

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:53

75 Tahun Kemitraan, Indonesia-Rumania Luncurkan Logo dan Forum Pariwisata

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:52

Selengkapnya