Berita

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Brasil pada Juli 2014/Net

Dunia

Pengakuan Mengejutkan Merkel Soal Perjanjian Minsk Bikin Putin Makin Yakin Menggempur Ukraina

SABTU, 10 DESEMBER 2022 | 09:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pernyataan mengejutkan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel baru-baru ini mengenai perjanjian Minsk yang disebutnya sebagai tipu muslihat untuk memberi Ukraina lebih banyak waktu untuk membangun militernya mengundang rasas kecewa Presiden Rusia Vladimir Putin.

Selama konferensi pers Jumat (9/12), Putin mengaku terkejut mendengar pengakuan seperti itu dari mantan pemimpin Jerman, karena mereka percaya bahwa Berlin memperlakukan Rusia dengan tulus.

"Apa yang bisa kamu katakan tentang itu?" kata Putin, seperti dikutip dari RT.


Pemimpin Rusia itu kemudian mengatakan pernyataan Merkel sekali lagi membuktikan bahwa meluncurkan operasi militer di Ukraina adalah keputusan yang tepat.

“Ternyata, tidak ada yang berniat untuk memenuhi bagian mana pun dari perjanjian Minsk,” kata Putin, mengingat mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko juga baru-baru ini mengakui bahwa dia tidak berniat mematuhi dokumen ketika dia menandatanganinya pada tahun 2014 dan 2015.

“Saya pikir peserta lain dari perjanjian ini setidaknya jujur, tetapi tidak, ternyata mereka juga berbohong kepada kami dan hanya ingin memompa Ukraina dengan senjata dan mempersiapkannya untuk konflik militer,” kata Putin.

Rusia, katanya, mungkin sedikit terlambat menyadari hal ini, dan seharusnya meluncurkan operasinya lebih awal.

Putin kemudian mengatakan pengakuan Merkel menimbulkan pertanyaan penting tentang kepercayaan.

“Kepercayaan sudah hampir nol, tetapi setelah pernyataan seperti itu, bagaimana mungkin kita bisa bernegosiasi? Tentang apa? Bisakah kita membuat perjanjian dengan siapa pun dan di mana jaminannya?” tanya Putin, sambil mengakui bahwa suatu kesepakatan harus dicapai pada akhirnya.

Komentar Putin mengikuti wawancara Angela Merkel dengan surat kabar Die Zeit pada hari Rabu, di mana dia mengatakan tujuan sebenarnya dari perjanjian Minsk 2014-2015 adalah untuk mengulur waktu dan memungkinkan Kiev membangun potensi militernya untuk konfrontasi di masa depan dengan Rusia.

Moskow telah menyatakan keterkejutannya atas pengakuan tersebut, dengan Kementerian Luar Negeri Rusia mengklaim bahwa kata-kata Merkel adalah dasar yang sah untuk sebuah pengadilan.

Perjanjian Minsk, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, seharusnya menjadi peta jalan untuk perdamaian di negara yang dilanda perang, memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina, yang peraturannya mereka tolak setelah kudeta Maidan 2014.

Rusia telah menjelaskan bahwa serangan militernya saat ini di Ukraina sebagian besar dipicu oleh kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan ketentuan-ketentuan perjanjian.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya