Berita

Dunia

Iran Kembali Dikecam Setelah Menghukum Gantung Shekari

SABTU, 10 DESEMBER 2022 | 07:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Iran kembali mendapat kecaman setelah pengadilan di negara itu mengeksekusi mati Mohsen Shekari, seorang aktivis yang ikut serta dalam aksi protes anti pemerintah.

Kecaman datang dari penjuru Eropa, Amerika Serikat dan Kelompok Hak Asasi Manusia.

Setelah Inggris, Jerman juga memanggil duta besar Iran atas eksekusi tersebut. Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock menggambarkan penghinaan rezim Iran terhadap kemanusiaan sebagai "tak terbatas".

"Shekari diadili dan dieksekusi dalam pengadilan singkat yang kejam, hanya karena dia tidak setuju dengan rezim tersebut," katanya, seperti dilaporkan Iran International, Jumat (9/12). 

Baerbock yakin, ancaman eksekusi tidak akan menahan keinginan rakyat Iran untuk kebebasan.
Perdana Menteri Giorgia Meloni menyatakan kemarahan atas penindasan tersebut dan mengutuk eksekusi Shekari.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sangat menyesalkan hukuman gantung yang dijatuhkan kepada Shekari.

Pengadilan revolusioner di Teheran mendengar bahwa Shekari telah ditangkap setelah memukul bahu anggota pasukan paramiliter Basij dengan pisau. Cedera itu membutuhkan 13 jahitan, kata Mizan Online. Namun, sukmber lain menyebutkan bahwa petugas tersebut akhirnya tewas.

Shekari, 23, telah dinyatakan bersalah. Sebelum melukai petugas, ia memblokir jalan dan tindakannya menjadi ancaman bagi banyak orang petugas.

Amnesty International dalam pernyataannya mengatakan  eksekusi tersebut sangat mengerikan dan Shekari diperlakukan dalam pengadilan yang tidak adil.

"Eksekusinya mengungkap ketidakmanusiawian sistem peradilan Iran, di mana banyak orang lain menghadapi "nasib yang sama," tambah kelompok itu.

Menurut Amnesty, Iran mengeksekusi lebih banyak orang setiap tahunnya daripada negara mana pun selain China. Sepanjang 2022, sebanyak 500 orang telah mendapat hukuman serupa, lompatan tajam dari angka tahun lalu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya