Berita

Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam/Net

Politik

Penunjukan Pj Kepala Daerah Bisa Dimanfaatkan untuk Memenangkan atau Mengalahkan Pihak Tertentu

RABU, 07 DESEMBER 2022 | 16:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Langkah Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menggugat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Mendagri Tito Karnavian ke Pengadilan Tata Usaha Negeri (PTUN) Jakarta terkait penunjukan Penjabat (Pj) Kepala Daerah dinilai sangat tepat.

Sebab, penunjukan Pj Kepala Daerah tersebut berpotensi abuse of power atau penyalahgunaan wewenang terkait Pemilu 2024.   

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam, dalam diskusi Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk “Menggugat Pj Kepala Daerah Era Jokowi” yang dihelat di Kopi Timur, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu sore (7/12).


“Legal standing-nya klir dan meyakinkan. Tetapi meskipun legal standing yang klir tapi perspektif politik, bagi kita melihat penyeragaman dan pilkada serentak tentu berkaitan langsung dengan skema politik di 2024,” ujar Umam.

Pasalnya, penunjukan para Pj Kepala Daerah sangat berpotensi “diseragamkan” dan “diarahkan” untuk menyongsong Pemilu 2024 ke calon tertentu, kalau melihat konstalasi dan dinamika politik mutakhir, kata Umam.   

“Bisa dimanfaatkan untuk memenangkan pihak tertentu atau mengalahkan pihak tertentu. Siapa yang kemudian diagregasi, siapa yang kemudian diresistensi, tentu terkait dengan skema besar politik nasional,” papar Dosen Universitas Paramadina ini.

“Mobilisasinya cukup beragam,” demikian Umam.

Sebelumnya, Presiden dan Mendagri digugat lewat perkara bernomor 422/G/TF/2022/PTUN.JKT ke PTUN Jakarta oleh Yayasan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Suci Fitriah Tanjung, Ardhito Harinugroho, dan Lilik Sulistyo. Ada pula nama cucu Mohammad Hatta, Gustika Fardani Jusuf dalam daftar penggugat.

Para penggugat menilai, tidak bertindaknya (omission) Jokowi sebagai tergugat pertama untuk menerbitkan peraturan pelaksana pengangkatan Pj kepala daerah merupakan perbuatan melawan hukum oleh pejabat pemerintahan.

Sebab, penerbitan peraturan pelaksana itu seharusnya merupakan tindak lanjut atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016, tepatnya Pasal 201 dan 205, juga putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 67/PUU-XIX/2021 dan Nomor 15/PUU-XX/2022.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya