Berita

Gubernur Jawa Tengag, Ganjar Pranowo/Net

Politik

Buruh dan Rakyat Jateng Saja Tidak Sejahtera, Bagaimana Ganjar Pranowo Mau Pimpin Indonesia?

SENIN, 05 DESEMBER 2022 | 15:04 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Warga Jawa Tengah dinilai tidak mampu disejahterakan oleh Ganjar Pranowo. Sehingga, nasib bangsa Indonesia berpotensi berantakan jika dipimpin oleh Ganjar yang diyakini cuma bisa jualan pencitraan.

Begitu yang disampaikan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menanggapi soal UMP Jawa Tengah paling rendah secara nasional, yakni hanya Rp 1,9 juta.

"Ini artinya Ganjar gagal sejahterakan buruh selama dua periode sebagai Gubernur Jawa Tengah. Itu dua periode loh. Dan itu di daerah tempat dia dilahirkan," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (5/12).


Menurut Muslim, nasib buruh merana di tengah tingginya inflasi harga-harga kebutuhan hidup yang paling mendasar. Sehingga, Ganjar gagal mensejahterakan buruh karena UMP di wilayahnya paling rendah.

Apalagi, Jawa Tengah juga merupakan provinsi dengan tingkat kemiskinan paling tinggi. Dari dua indikator itu, ujar Muslim, menunjukkan kegagalan Ganjar memimpin Jawa Tengah.

"Jadi aneh kalau yang usung Ganjar sebagai capres dan Ganjar ngotot capres yang didukung oleh sejumlah lembaga survei menjadi hal yang tidak masuk akal," tutur Muslim.

Lanjut Muslim, jika Ganjar punya prestasi mensejahterakan rakyat miskin dan buruh selama menjadi Gubernur, cukup rasional dijadikan sebagai modal sosial dan modal politik untuk dagangan dirinya sebagai capres.

"Jadi sebagaimana lembaga survei, tim relawan, timses, dan Ganjar sendiri jangan tipu publik dengan pencitraan untuk maju sebagai capres. Berhentilah untuk copras capres karena tidak ada prestasi yang mau dijual," ucapnya.

"Jadi Gubernur saja gitu, apalagi yang diharapkan pimpin negara dan bangsa yang lebih besar? Bisa jadi setiap hari hanya bisa jualan pencitraan yang terjadi dan didukung oleh lembaga-lembaga survei dan media-media bayaran," pungkas Muslim.

Populer

Gufroni Jadikan Muhammadiyah Sarang Mafia Berideologi Ekstrem

Senin, 12 Mei 2025 | 16:27

Jokowi Jadi Ketum PSI, Pertama Dalam Sejarah Bapak Gantikan Anak

Rabu, 14 Mei 2025 | 18:31

Negara Harus Tunjukkan Taring Amankan Jaksa Lewat TNI

Senin, 12 Mei 2025 | 17:42

Kejagung dan KPK Didesak Usut Dugaan Pemerasan Kajari Tolitoli

Rabu, 07 Mei 2025 | 12:30

IDI Minta Menkes Dicopot Gegara Bikin Kolegium Tandingan

Selasa, 13 Mei 2025 | 19:59

Kejagung Tegaskan Pengamanan dari TNI Tidak Terkait Kasus Satelit Kemhan

Senin, 12 Mei 2025 | 22:18

Arsjad Rasjid Cs Kalah di MA, Pemegang Saham PT Krama Yudha Bebas dari Tuduhan

Minggu, 11 Mei 2025 | 12:26

UPDATE

Reformasi Tak Boleh Direduksi Jadi Seremoni Tahunan

Sabtu, 17 Mei 2025 | 14:04

Fokus Kerja Intelijen Berpotensi Buyar jika BAIS dan BIN Digabung

Sabtu, 17 Mei 2025 | 13:47

Teror Kejahatan Bikin Pengusaha Kripto di Prancis Paranoid

Sabtu, 17 Mei 2025 | 13:37

Komisi I DPR: Penempatan TNI di Kejaksaan Harus Hati-hati

Sabtu, 17 Mei 2025 | 13:15

Putri Lalla Hasnaa Pimpin Rapat Perdana Yayasan Teater Kerajaan Rabat, Dihadiri Istri Macron

Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:42

Bawaslu Minta Putusan MK Soal PHP Kada Wajib Dihormati

Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:32

Luncurkan Operasi Gideon's Chariots, Israel Kembali Gempur Gaza

Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:05

IFN Dialogues 2025 Siap Digelar, Bedah Masa Depan Keuangan Syariah Indonesia

Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:52

Ada Dugaan Fenomena Mutasi sebagai Cara Kemenkes Bungkam Protes Alih Kekuasaan Kolegium

Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:41

Hendry-Zulmansyah Islah, Kongres Persatuan PWI Bakal Segera Digelar

Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:09

Selengkapnya