Berita

Aksi protes anti-lockdown di China membawa kertas kosong/Net

Dunia

Pakar: Revolusi Kertas Kosong Membawa Perubahan Bagi China dan Xi Jinping

SENIN, 05 DESEMBER 2022 | 14:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Protes anti-lockdown yang dilakukan di berbagai kota besar dan universitas di China menjadi tantangan baru Xi Jinping setelah berhasil mengamankan masa jabatannya yang ketiga kurang dari tiga bulan lalu.

Protes yang disebut sebagai "Revolusi Kertas Kosong" itu merupakan bentuk kemarahan warga atas kebijakan Zero Covid yang ketat di China, khususnya setelah 10 orang meninggal dunia selama kebakaran di Urumqi, Xinjiang.

Sejumlah pakar meyakini Revolusi Kertas Kosong ini akan membawa perubahan besar bagi China, khususnya reputasi Xi Jinping, mengingat ini menjadi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Dunia dengan cermat mengamati keruntuhan Komunis Tiongkok yang tidak terbayangkan. Para analis percaya, jika Xi Jinping tidak melepaskan kebijakan Zero Covid, maka dapat menyebabkan perubahan besar, dan Tiongkok berada di tengah-tengah titik balik yang besar," ujar kolumnis InsideOver, Federico Giuliani.

Di The Washington Post, kolumnis John Pomfret mengatakan, jika aksi protes terus berlanjut, Xi akan memerintahkan tindakan keras yang kemungkinan berhasil. Terlebih dengan meluasnya protes, maka tindakan bukan hanya diambil oleh pemerintah daerah, namun juga pusat.

"Beijing memiliki lebih banyak cara untuk menekan protes daripada yang ada pada tahun 1989 atau 1999," ujarnya, seperti dikutip ANI News.

China telah dikecam secara luas karena dinilai telah mengambil tindakan keras dalam menghadapi aksi protes yang dilakukan warga.

Selama akhir pekan, ribuan orang di Shanghai melakukan aksi protes terhadap kebijakan Zero Covid yang diinisiasi oleh Xi. Mereka juga mengkritik pemerintahan PKC.

Para demonstran sendiri membawa lembaran kertas kosong A4 sebagai simbol pemberontakan massal. Alhasil aksi ini disebut sebut sebagai Revolusi Kertas Putih Kosong, yang menunjukkan betapa kurangnya kebebasan berbicara di China.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya