Berita

Dunia

Ekonomi Terpuruk, Para Pemuda di China Mencari Aman dengan Melamar sebagai Pegawai Negeri

JUMAT, 02 DESEMBER 2022 | 13:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang tidak menentu belakangan ini, orang-orang mulai khawatir tentang masa depan pekerjaan mereka. Bila sebelumnya bekerja di swasta adalah impian, saat ini banyak yang berpikir untuk menjadi pegawai negeri.

Tren untuk mendapatkan peluang di kantor pemerintahan mulai terlihat sejak pandemi Covid-19 lalu, di mana banyak sektor swasta yang terempas.

Saat ini, ada lebih dari 2,6 juta orang yang menurut media pemerintah telah mendaftar untuk ujian pegawai negeri nasional, bersaing untuk mendapatkan rekor 37.000 pekerjaan pemerintah pusat dan puluhan ribu jabatan pemerintah provinsi dan kota lainnya.

Salah satunya adalag Lynn Lau, mahasiswa fisika di Universitas elit Peking di Beijing. Semula, Lau mengharapkan perusahaan sektor swasta besar China akan menjelajahi kampusnya musim panas ini untuk mencari bakat yang akan datang. Tetapi dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia pada tingkat paling lambat dalam beberapa dekade , banyak perekrut menjauh tahun ini.

Ia kemudian teringat bagaimana orangtuanya berharap ia berkarir sebagai  pegawai negeri.

Banyak perusahaan swasta yang harus kandas. Perusahaan swasta di bidang teknologi, keuangan, atau bimbingan belajar, telah  kehilangan puluhan ribu pekerjaan, sehingga pengangguran meningkat mencapai rekor 20 persen. Ditambah lagi dengan kehadiran lulusan-lulusan baru.

Ini adalah pekerjaan rumah yang besar untuk Partai Komunis yang berkuasa.

Kepala ekonom untuk Asia Pasifik di Natixis, Alicia Garcia-Herrero, mengatakan bahwa preferensi untuk pekerjaan pegawai negeri telah melonjak.

"Alasannya jelas: sentimen negatif, ketakutan akan masa depan," katanya, seeprti dikutip dari Reuters, Jumat (2/12).

Sektor swasta mengalami deraan saat pandemi Covid-19 mengepung semua negara hampir dua tahun lamanya, memicu angka pengangguran yang tinggi, sementara merka yang berkarir sebagai pegawaoi negeri tetap berda dalan zona aman.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya