Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu/Net
Komitmen Swedia untuk membantu Turki mengatasi masalah keamanan sebagai harga yang harus dibayar untuk keanggotaan NATO, dinilai masih belum cukup.
Setelah pertemuan NATO di Bucharest pada Selasa (30/11), Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan tekad dari Swedia untuk menghentikan dukungannya pada kelompok Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris itu sudah baik, namun tetap harus dibuktikan dengan langkah konkrit.
"Pernyataan (yang keluar dari Swedia) bagus, tekadnya bagus tapi kami perlu melihat langkah konkret," kata Cavusoglu seperti dimuat
Al-Arabiya. Sejauh ini, Cavusoglu mewakili negaranya belum melihat adanya langkah nyata dari bujukan tersebut.
"Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami belum melihat langkah konkrit mengenai masalah ini, termasuk ekstradisi penjahat dan pembekuan aset teror," tegasnya.
Di lain sisi, Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom optimis dengan perubahan keputusan Turki setelah pertemuan NATO tersebut.
"Ada kemajuan yang sejalan. Kami bergerak maju dengan penerapan memorandum trilateral yang ditandatangani di Madrid," ujarnya.
Pendukung keanggotaan Swedia dan Finlandia dalam NATO, yakni Amerika Serikat, sangat optimis bahwa keduanya akan segera resmi menjadi bagian dari organisasi pertahanan tersebut.
"Saya sangat yakin dan sekali lagi, berdasarkan apa yang saya dengar beberapa hari terakhir ini, bahwa Finlandia Swedia akan segera menjadi anggota baru aliansi secara resmi," tegas Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Swedia dan Finlandia telah lama mengajukan diri masuk dalam keanggotaan NATO, namun ambisi itu semakin besar seiring dengan ancaman invasi Rusia di Ukraina.
Namun, untuk bisa menjadi bagian, seluruh anggota aliansi harus menyetujui proposal tersebut.
Sementara seluruh anggota NATO telah setuju, Turki dan Hongaria hingga kini masih belum memberikan persetujuan mereka karena mempertimbangkan ancaman keamanan dari kelompok kurdi yang diduga telah dibantu eksistensinya oleh Swedia.