Berita

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu/Net

Dunia

Terus Bujuk Turki untuk Bisa Masuk NATO, Tawaran Swedia Dinilai Masih Kurang Meyakinkan

KAMIS, 01 DESEMBER 2022 | 13:13 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Komitmen Swedia untuk membantu Turki mengatasi masalah keamanan sebagai harga yang harus dibayar  untuk keanggotaan NATO, dinilai masih belum cukup.

Setelah pertemuan NATO di Bucharest pada Selasa (30/11), Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan tekad dari Swedia untuk menghentikan dukungannya pada kelompok Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris itu sudah baik, namun tetap harus dibuktikan dengan langkah konkrit.

"Pernyataan (yang keluar dari Swedia) bagus, tekadnya bagus tapi kami perlu melihat langkah konkret," kata Cavusoglu seperti dimuat Al-Arabiya.

Sejauh ini, Cavusoglu mewakili negaranya belum melihat adanya langkah nyata dari bujukan tersebut.

"Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami belum melihat langkah konkrit mengenai masalah ini, termasuk ekstradisi penjahat dan pembekuan aset teror," tegasnya.

Di lain sisi, Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom optimis dengan perubahan keputusan Turki setelah pertemuan NATO tersebut.

"Ada kemajuan yang sejalan. Kami bergerak maju dengan penerapan memorandum trilateral yang ditandatangani di Madrid," ujarnya.

Pendukung keanggotaan Swedia dan Finlandia dalam NATO, yakni Amerika Serikat, sangat optimis bahwa keduanya akan segera resmi menjadi bagian dari organisasi pertahanan tersebut.

"Saya sangat yakin dan sekali lagi, berdasarkan apa yang saya dengar beberapa hari terakhir ini, bahwa Finlandia Swedia akan segera menjadi anggota baru aliansi secara resmi," tegas Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Swedia dan Finlandia telah lama mengajukan diri masuk dalam keanggotaan NATO, namun ambisi itu semakin besar seiring dengan ancaman invasi Rusia di Ukraina.

Namun, untuk bisa menjadi bagian, seluruh anggota aliansi harus menyetujui proposal tersebut.

Sementara seluruh anggota NATO telah setuju, Turki dan Hongaria hingga kini masih belum memberikan persetujuan mereka karena mempertimbangkan ancaman keamanan dari kelompok kurdi yang diduga telah dibantu eksistensinya oleh Swedia.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya