Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti/Net
Tindakan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani terhadap Presiden Jokowi dinilai jauh dari substansi atau arti kata relawan.
Dalam video yang diterima redaksi, ketika berbincang dengan Presiden Joko Widodo di acara Relawan Jokowi, Benny meminta izin untuk melawan pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah. Benny menyatakan agar ada penegakan hukum bagi mereka yang berseberangan dengan Jokowi.
“Kalau mau tempur lapangan kita lebih banyak, nah kalau Bapak tidak mengizinkan kita tempur di lapangan melawan mereka maka penegakan hukum yang harus," tegas Benny saat di hadapan Jokowi
Menyikapi hal ini, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, mengaku sedih atas perilaku yang dibuat Benny.
"Sedih saya menontonnya, makin jauh dari subtansi relawan. Relawan itu adalah mereka yang secara suka rela untuk memenangkan dan mengawal agenda reformasi untuk dilaksanakan oleh figur presiden yang dipilih," kata Ray kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (30/11).
Justru sebaliknya, Ray menyarankan agar Benny yang dalam hal ini sebagai relawan harus memastikan masyarakat bebas untuk mengkritik jalannya pemerintahan.
Selagi, kritik tersebut tepat sasaran atau sesuai dengan substansi dan berdasar pada data serta fakta.
"Maka karena itu, relawan sejatinya bertindak, pertama memastikan bahwa agenda reformasi berlangsung. Termasuk di dalamnya menjaga agar masyarakat bebas melakukan kritik, menyampaikan pendapat dan berekspresi. Jangan gegabah melabeli kritik dengan penghinaan kepala negara atau sebagainya," kata Ray.
Bukan hanya itu, Ray menyebut relawan juga ikut menjaga pemerintah agar tidak menjadi anti demokrasi.
Dari sinlah, Ray belum melihat peran Benny benar-benar menjadi relawan Jokowi.
"Menjaga agar pemerintah dapat menjankan agenda reformasi dari kemungkinan munculnya kepentingan anti demokrasi. Dalam dua hal ini, saya tidak melihat apa yang dilakukan oleh relawan terjadi," tutup Ray.