Berita

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak/Net

Dunia

Wartawan BBC Dipukul Aparat Saat Liput Protes, PM Rishi Sunak: Hubungan Emas Inggris-China Berakhir

SELASA, 29 NOVEMBER 2022 | 12:58 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kekerasan yang diperoleh jurnalis media asal Inggris, BBC, selama meliput aksi protes anti-lockdown di China menambah ketegangan hubungan London dan Beijing.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengecam kekerasan yang dialami oleh Edward Lawrence oleh aparat keamanan China saat meliput protes pada akhir pekan.

Kemarahan Sunak tidak sampai di situ. Ia bahkan menyebut era keemasan hubungan antara Inggris dan China sudah berakhir.


"Kami menyadari China menimbulkan tantangan sistemik terhadap nilai-nilai dan kepentingan kami," ujarnya, seperti dimuat Al Jazeera, Senin (28/11).

“Tentu saja, kita tidak bisa begitu saja mengabaikan signifikansi China dalam urusan dunia untuk stabilitas ekonomi global atau masalah seperti perubahan iklim.  AS, Kanada, Australia, Jepang, dan banyak lainnya juga memahami hal ini," tambahnya.

Sunak menjelaskan Beijing secara sadar bersaing untuk mendapatkan pengaruh global dengan menggunakan semua tuas kekuasaan negara.

"Mari kita perjelas, apa yang disebut 'era emas' telah berakhir, bersama dengan gagasan naif bahwa perdagangan akan mengarah pada reformasi sosial dan politik,” kata Sunak, merujuk pada deskripsi mantan Menteri Keuangan George Osborne tentang hubungan Sino-Inggris pada 2015.

Pemerintahan Sunak akan memprioritaskan diri untuk memperdalam hubungan perdagangan dan keamanan dengan sekutu Indo-Pasifik.

Pidato tersebut disampaikan setelah Lawrence ditangkap dalam demonstrasi anti-lockdown di Shanghai dan ditahan selama beberapa jam. Lawrence mengaku dalam penangkapan itu, ia diserang dan ditendang oleh polisi.

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly menyebut insiden itu sangat mengganggu kebebasan media yang seharusnya dihormati.

“Kebebasan media dan kebebasan untuk memprotes harus dihormati.  Tidak ada negara yang dikecualikan," cuitnya di twitter.

Kementerian Luar Negeri China membela dengan mengatakan pada bahwa Lawrence tidak mengidentifikasi dirinya sebagai seorang jurnalis dan menegaskan petugasnya telah mengikuti aturan yang berlaku.

Ratusan orang turun ke jalan di kota-kota besar China pada Minggu (27/11) untuk meluapkan kemarahan mereka pada kebijakan Zero Covid yang tidak kunjung selesai.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya