Berita

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Pol. Boy Rafli Amar/Net

Politik

Kemitraan Antarnegara Penting untuk Atasi Tantangan Eksploitasi Internet Ekstremis Kekerasan

MINGGU, 27 NOVEMBER 2022 | 21:51 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Internet telah disalahgunakan para kelompok teroris dan ekstremis untuk melakukan propaganda. Melalui internet, mereka berusaha menyedot pendanaan terorisme yang menargetkan generasi muda.

Begitu jelas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Pol. Boy Rafli Amar saat acara Aqaba Process - Southeast Asia High Level Tech Meeting Preventing Terrorist and Violent Extremist Exploitation of the Internet di Bali, akhir pekan lalu, Jumat (25/11).

Kegiatan ini diselenggarakan pemerintah Indonesia dan Australia dan didukung oleh Kerajaan Hasyimiyah Jordania, serta dihadiri perwakilan 16 negara. Selain dihadiri perwakilan negara-negara sahabat, pertemuan ini juga diikuti oleh perusahaan teknologi seperti Microsoft, Meta, Tik Tok, YouTube, dan Google.

Kata Boy, selama ini kelompok teroris telah menyalahgunakan internet untuk melakukan propaganda, rekrutmen, perencanaan hingga pendanaan tindak pidana terorisme yang menargetkan anak muda. Termasuk mendorong pelibatan perempuan untuk melakukan aksi teror.

Untuk itu, komitmen bersama antara pemerintah, organisasi, entitas internasional, dan perusahaan teknologi diperlukan dalam menghadapi tantangan tersebut.

“Sangat penting menggunakan pendekatan multidisiplin dengan menguatkan kemitraan tidak hanya antarnegara, namun juga dengan berbagai organisasi internasional dan perusahaan teknologi untuk mengatasi tantangan eksploitasi internet oleh kelompok teroris dan ekstremis kekerasan,” tegasnya.

Pada akhir pertemuan ini pemerintah, organisasi internasional dan perusahaan teknologi sepakat untuk memperkuat kerja sama penanggulangan terorisme dan esktremisme kekerasan. Khususnya antara negara-negara Kawasan Asia Tenggara dalam mempromosikan penggunaan crisis response protocol saat terjadi penyalahgunaan internet untuk tujuan terorisme dan ekstremisme kekerasan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya