Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Biden Enggan Berikan Status Darurat Nasional di Tengah Lonjakan Flu yang Menyerang Anak-anak

MINGGU, 27 NOVEMBER 2022 | 11:32 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Di tengah lonjakan pasien anak yang teridentifikasi mengidap penyakit pernafasan, pemerintah Amerika Serikat masih enggan memberikan status darurat nasional untuk penanganan lebih lanjut.

Sejak pekan lalu, American Academy of Pediatrics dan Children's Hospital Association melaporkan bahwa banyak anak terinfeksi penyakit dari flu musiman, virus pernapasan syncytial (RSV), Covid-19, dan virus pernapasan lainnya.

Untuk itu, organisasi non-pemerintah itu mendesak agar pemerintah Joe Biden segera mengambil tindakan dengan menetapkan deklarasi darurat untuk mendorong lebih banyak sumber daya yang dikerahkan dalam mendukung sistem kesehatan.


"Inveksi RSV  telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami membutuhkan dukungan pendanaan darurat dan fleksibilitas yang sejalan dengan apa yang diberikan untuk menanggapi lonjakan Covid," tulis organisasi tersebut dalam suratnya, seperti dimuat The Hill pada Sabtu (26/11).

Surat itu, mereka kirimkan pada Presiden Biden dan Sekretaris Departemen Health and Human Services (HHS), Xavier Becerra.

Tak lama, departemen HHS merespon surat tersebut dengan Juru Bicaranya yang mengatakan siap memberikan dukungan pada penanganan penyakit pernafasan anak tersebut.

"Kami telah menawarkan dukungan yurisdiksi untuk menghadapi dampak RSV dan influenza dan siap memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan berdasarkan kasus per kasus," ujarnya.

Data terbaru dari Departemen Layanan Kesehatan Negara Bagian Texas menunjukkan banyak anak yang sakit menjelang Hari Thanksgiving karena lonjakan RSV.

Pekan lalu, Dokter di Rumah Sakit Anak di New Orleans, Louisiana Joseph Kanter menyebut setengah dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit memiliki beberapa jenis infeksi saluran pernapasan, yang disebabkan oleh virus seperti flu, RSV, adenovirus, dan rhinovirus.

Menurutnya kebiasaan isolasi dan jaga jarak yang diterapkan selama Covid-19, telah membuat orang-orang menjadi kurang kebal terhadap virus.

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, menunjukkan bahwa tingkat rawat inap anak pada 12 November memuncak hingga 17,5 dari setiap 100 ribu pasien, dua kali lebih tinggi dari rekor musim lainnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya